Mohon tunggu...
Moch Nafi Mubarok
Moch Nafi Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uinsa

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

August Comte dan Fondasi Postivisme: Menelusuri Pemikiran Ilmiah Modern

14 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 15 Desember 2024   09:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Comte memiliki dampak yang mendalam terhadap perkembangan sosiologis sebagai disiplin ilmu. Ia memperkenalkan metode ilmiah untuk mempelajari masyarakat, yang kemudian diadopsi oleh para sosiolog setelahnya. Konsepnya tentang “ilmu sosial” dan pembagian ilmu pengetahuan menjadi berbagai kategori, seperti sosiologi, psikologi, dan ekonomi, membantu membentuk kerangka kerja bagi penelitian sosial. Positivisme juga menjadi landasan bagi banyak teori dan pendekatan dalam sosiologi modern.

Konsep Dasar Positivisme

A.Definisi Positivisme

Positivisme adalah aliran pemikiran yang menekankan bahwa pengetahuan yang sahih hanya dapat diperoleh melalui metode ilmiah dan observasi empiris. Aliran ini menolak spekulasi metafisik dan dogma agama sebagai dasar pengetahuan. Positivisme fokus pada fakta yang dapat diamati dan diuji, serta menganggap bahwa ilmu pengetahuan harus berfungsi untuk memperbaiki masyarakat.

B.Tiga tahap perkembangan pemikiran manusia

Comte mengembangkan teori brilian tentang evolusi cara berpikir manusia, yang dibaginya menjadi tiga tahap fundamental:

1.Tahap teologis : Pada tahap ini, penjelasan tentang fenomena alam dan sosial didasarkan pada kepercayaan kepada kekuatan supranatural dan dewa. Manusia menjelaskan fenomena alam melalui kepercayaan pada kekuatan supernatural atau intervensi dewa-dewi.

2.Tahap metafisis : Pada tahap ini, penjelasan mengenai dunia beralih dari kepercayaan supranatural ke konsep-konsep abstrak dan filosofi. Manusia mulai mencari alasan dan sebab yang lebih rasional, meski masih belum sepenuhnya ilmiah dan mulai menggunakan konsep abstak dan pemikiran filosofis untuk menjelaskan realitas.

3.Tahap positif : Tahap akhir ini ditandai dengan metode penerimaan ilmiah dan observasi sebagai cara utama untuk memahami dunia. Tahapini merupakan tahap tertinggi di mana manusia menggunakan metode ilmiah, observasi empiris, dan logika untuk memahami dunia. Pengetahuan diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan logika, dengan fokus pada fakta-fakta yang dapat diuji secara empiris.

C.Prinsip-Prinsip Dasar Positivisme

a.Empirisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun