Mendaki gunung kini menjadi tren yang semakin populer di kalangan pemuda. Aktivitas ini tidak hanya dilihat sebagai bentuk olahraga, tetapi juga sebagai cara untuk mencari ketenangan dan kebebasan dari rutinitas sehari-hari.Â
Menurut sebuah artikel di International Journal of Environmental Research and Public Health (2020), pendakian gunung memiliki manfaat psikologis yang  signifikan, termasuk mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan.Â
Selain itu, data dari Kompas (2023) menunjukkan peningkatan jumlah pendaki muda di berbagai gunung di Indonesia, yang dipicu oleh keinginan untuk kembali ke alam serta pengaruh media sosial yang memperlihatkan pemandangan alam yang indah dan tantangan fisik yang menarik. Aktivitas mendaki juga dianggap sebagai bentuk selfimprovement, karena mampu melatih daya tahan fisik dan mental pemuda.
Seseorang yang mengikuti tren mendaki gunung seringkali dianggap mengalami FOMO (Fear of Missing Out), di mana keinginan untuk ikut serta dalam tren tanpa pertimbangan matang dapat membawa risiko.Â
FOMO dalam mendaki gunung bisa sangat berbahaya apabila tidak dibarengi dengan persiapan yang memadai, baik secara fisik maupun mental. Sebagai pendaki pemula, ada beberapa hal penting yang harus dipersiapkan, di antaranya:
Kondisi Fisik yang Prima
Pendakian membutuhkan stamina dan daya tahan tubuh yang baik. Olahraga teratur dan latihan fisik seperti jogging atau naik-turun tangga dapat membantu mempersiapkan tubuh.
Pengetahuan Tentang Jalur dan Medan
Memahami rute pendakian dan medan yang akan dihadapi sangat penting. Melakukan riset tentang jalur pendakian, termasuk kondisi cuaca dan kesulitan medan, akan membantu mengurangi risiko.
Perlengkapan Pendakian yang Tepat
Memastikan kelengkapan peralatan seperti sepatu gunung, pakaian yang sesuai, tenda, dan peralatan keselamatan dasar adalah hal esensial. Mengabaikan perlengkapan dapat memperbesar risiko cedera atau kecelakaan.
Kapasitas Mental dan Kesiapan Psikologis
Mendaki tidak hanya menguji fisik, tetapi juga mental. Sebagai pemula, penting untuk siap menghadapi tantangan seperti kelelahan, perubahan cuaca ekstrem, dan keterbatasan logistik.
Perbekalan yang Cukup
Membawa makanan, air, serta obat-obatan yang memadai adalah hal yang tidak boleh diabaikan, karena kondisi darurat bisa terjadi kapan saja di alam terbuka.
Teman yang memiliki pengalaman dan menyenangkan
Teman yang menemani pendaki pemula berperan penting dalam pengalaman mendaki, karena pengetahuan dan dukungan mereka dapat meningkatkan rasa aman dan percaya diri. Sebaliknya, pengalaman buruk dengan teman yang kurang berpengalaman dapat membuat seseorang enggan untuk mendaki lagi di masa depan.
Dengan persiapan yang matang, risiko yang ditimbulkan akibat mengikuti tren tanpa kesiapan bisa diminimalisir, sehingga pengalaman mendaki menjadi aman dan menyenangkan. Saat mendaki gunung, penting untuk mengetahui pantangan-pantangan yang harus dihindari demi menjaga keselamatan diri sendiri dan lingkungan. Berikut beberapa larangan yang perlu diperhatikan:
Mengabaikan Kondisi FisikÂ
Jangan memaksakan diri mendaki jika kondisi tubuh tidak fit. Mendaki dalam keadaan sakit atau kurang istirahat dapat membahayakan diri, apalagi di medan yang berat dan sulit diprediksi.
Tidak Membawa Peralatan yang Memadai
Pendaki harus membawa peralatan yang sesuai dengan kebutuhan pendakian, seperti sepatu gunung yang tepat, jaket tahan air, dan perlengkapan keselamatan. Hindari membawa barang-barang yang tidak penting atau kurang memadai, karena bisa memperberat perjalanan atau menyebabkan kecelakaan.
Membuang Sampah Sembarangan
Salah satu pantangan utama saat mendaki adalah merusak alam dengan membuang sampah sembarangan. Pendaki harus bertanggung jawab dengan membawa turun kembali sampahnya agar lingkungan tetap lestari.
Tidak Menghormati Adat atau Aturan Lokal
Banyak gunung memiliki aturan adat atau budaya yang harus dihormati oleh para pendaki, seperti tidak sembarangan berisik, merusak situs budaya, atau melanggar pantangan lokal. Menghormati adat istiadat setempat adalah bagian dari etika mendaki.
Tidak Melaporkan Keberangkatan
Sebelum mendaki, pastikan untuk melapor kepada petugas setempat atau pos pendakian. Ini penting untuk keamanan, karena jika terjadi hal-hal darurat, petugas bisa segera memberikan pertolongan.
Mendaki Tanpa Persiapan Cuaca
Mendaki tanpa memperhatikan prakiraan cuaca bisa berbahaya. Mendaki di saat cuaca buruk, seperti badai atau hujan lebat, dapat menyebabkan cedera atau tersesat. Pendaki sebaiknya mengetahui prakiraan cuaca dan siap mengambil keputusan untuk berhenti atau kembali jika cuaca memburuk.
 Memisahkan Diri dari KelompokÂ
Jika mendaki bersama kelompok, hindari berjalan sendiri jauh dari rombongan. Memisahkan diri tanpa komunikasi yang jelas bisa meningkatkan risiko tersesat atau terjebak dalam situasi berbahaya.Â
Mengetahui dan mematuhi pantangan-pantangan tersebut sangat penting untuk menjaga keselamatan, kenyamanan, serta kelestarian alam selama kegiatan mendaki gunung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H