Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Literasi dari Buku-Buku Bekas

18 Juni 2024   21:11 Diperbarui: 18 Juni 2024   21:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku Bekas (Dokumentasi Pribadi)

Gemar membaca adalah modal yang berharga, karena seseorang bisa menghargai manfaat buku cetak karena minat bacanya. Saat ini di toko-toko buku ada yang melakukan obral buku bekas. 

Diantara buku-buku itu terdapat buku-buku yang berkelas dari olah pemikiran para peneliti, akademisi maupun praktisi handal. Eman-eman kalau buku-buku tersebut harus di jual murah-murah seharga 20 ribu atau bahkan ada yang 15 Ribu. 

Bagi orang yang tidak gemar membaca buat apa beli buku, toh membaca juga berat dan tidak paham apa yang di tulis di buku itu, lebih baik belikan cilok, siomay atau Jus Alpokat. Di samping itu saat ini sumber-sumber referensi ilmiah tidak harus dari buku cetak bisa juga melalui e-book sehingga buku cetak  menjadi tersisihkan dan kurang efisien.

Bukan masalah baru atau bekas, bagi seseorang yang gemar membaca memahami buku adalah sumber keilmuan dan wawasan. Membaca bisa menjadi acuan pola pikir untuk mengambil sebuah keputusan dan juga menambah wawasan hidup. 

Peran buku juga penting karena dengan buku akselerasi dalam berpikir akan cepat berkembang. Orang yang berjiwa dinamis, manfaat berlitersi bisa membantu dinamika seseorang dalam menghadapi berbagai kendala. 

Adanya e-book dan sumber referensi dalam bentuk  digital bukan diposisikan sebagai subtitusi buku cetak. Sehingga buku-buku cetak dapat kembali terangkat nilai manfaatnya. Mengingat selama ini sumber-sumber manual seperti buku telah terbukti mencerdaskan manusia dan merubah peradaban di dunia selama berabad-abad.

Buku-buku bekas yang tidak hanya di jual murah namun juga ada yang dijual kiloan karena jadi sampah rumah tangga sebagai bukti kurangnya minat baca bahkan menganggap buku sebagai tumpukan sampah yang tersusun rapi. 

Orang yang tidak mencintai buku otomatis juga kurang menghargai ilmu pengertahuan. Dalam benak seseorang yang penting pinter cari duit. Selama ini  orang yang gemar membaca hidupnya bagaikan menara gading kurang memahami realitas atau situasi di lapangan saat ini.

Menyikapi persoalan tersebut, hendaknya perlu diperhatikan pentingnya gemar membaca agar seseorang tidak terjebak dalam situasi praktis yang tidak berpola dan tidak sistematis. Situasi di lapangan yang sering membingungkan dan kurang koordinasi karena pelaku lapangan kurang membaca. 

Hidup di alam demokrasi seperti di Indonesia ini memungkinkan situasi di lapangan bergerak lebih cepat dan  dinamis. Dunia pendidikan juga terjadi perubahan kurikulum dari  K-13 ke kurikulum merdeka. Dari sini di pahami pola literasi mengalami berbagai perubahan di mana sumber referensi pembelajaran bisa di ambil dari mana saja. 

Pemerintah juga makin gencar menggerakan literasi melalui minat baca supaya kegairahan membaca kembali hidup di masyarakat. Ingat peringkat Indeks SDM yang di rilis oleh PISA makin merosot.  Kunci dari peningkatan SDM Indonesia adalah Literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun