Sekilas memandang jadi petani adalah pekerjaan yang mengasyikkan karena selalu bergelut dengan alam. Alam dan seisinya digunakan untuk memakmurkan hidup manusia di dunia.Â
Petani dengan berbagai tanaman yang di tanam di lahan akan menumbuhkan sesuatu yang bermanfaat seperti padi, gandum atau juga tanaman buah maupun sayur mayur.Â
Semakin sempitnya lahan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang ingin bertani. Untuk sekedar membeli lahan kosong yang cukup untuk berkebun tidaklah mudah dan berharga mahal. Namun ada satu hal yang bisa menjadi faktor kunci yaitu tekad.Â
Seringkali kemustahilan bisa teratasi karena sebuah tekad untuk mewujudkan harapan. Berbagai tantangan yang di lalui tidak dirasakan manakala mental sesorang sudah menyatu dalam sebuah tekad.
Inspirasi menjadi petani  berawal dari mengajar di desa yang masih memiliki lahan perkebunan dan persawahan yang luas. Pertama kali menanam berawal dari sebuah tekad untuk menanam di lahan yang lumayan luas untuk ukurann pekarangan yaitu sebesar 5x12 meter persegi.
 Lahan seperti ini adalah lahan tanah bercampur bebatuan yang sudah tertanam cukup lama. Ini menjadi tantangan yang mengasikkan bagaimana mencangkul tanah yang penuh batuan, satu per satu batu tersisihkan sehingga tanah kembali gembur untuk ditanami.Â
Awal menanam adalah bibit jagung manis yang di beli dari toko pertanian. Kenapa memilih tanaman jagung di samping bibitnya mudah di dapat juga panennya lebih cepat. Sebagai petani pemula ternyata tidaklah buruk amat jagung yang dirawat mampu menghasilkan buah jagung yang bisa dinikmati sendiri.
Ketertarikan dengan tanaman pisang berawal dari niat bersepeda menikmati udara pagi sekalian mampir untuk membeli bibit tanaman. Si penjual bibit tanaman begitu asyiknya memanen dan menanam bibit berbagai jenis pisang.Â
Dalam pikiran penulis ternyata menjadi petani pisang itu kalau memanen tidak usah menunggu waktu yang terpenting bibit ditanam sejak awal trus dirawat dengan sebaiknya.Â
Di samping itu pohon pisang adalah tanaman yang bertunas, di saat tanaman pisang tumbuh besar di sekelilingnya sudah tumbuh tunas untuk menggantikan pohon pisang tersebut. Bagi penjual bibit tanaman tunas-tunas yang tumbuh itu bisa di jual.
Menariknya lagi walaupun pohonnya serupa, Pohon pisang juga terdiri dari beberapa jenis buahnya yang masing-masing memiliki keistimewaan sendiri-sendiri. Dari jenis pisang buah ada jenis Pisang Ijo, Pisang Cavendish dan juga Pisang Susu.Â
Nilai lebih dari pisang buah adalah buahnya yang langsung bisa dinikmati tanpa harus di olah terlebih dahulu. Bisanya di toko-toko buah juga terdapat jenis pisang seperti Pisang Cavendish, jenis pisang ini juga di ekspor ke mancanegara. Ada juga jenis pisang yang di olah lagi menjadi makanan atau kue salah satunya adalah pisang raja. Jenis pisang ini merupakan pisang yang paling laku dipasaran dan di cari oleh para bakul pedagang makanan seperti pisang molen dll.
Satu hal yang menjadi keyakinan untuk melangkah menjadi petani pisang adalah nenek yang di kenal sebagai bakul pisang di jepara. Teringat di masa kecil nenek juga mengunduh pisang dari kebonan untuk di jual kalaupun stok di kebonan sendiri menipis biasanya nenek mengambil atau kulakan dari pihak lain tapi pisang yang belum matang kemudian di matangkan dengan di karbit. Ingatan itu menjadi pelecut bagi penulis dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang tidak begitu besar.Â
Awal mula menanam pisang adalah pisang Ijo kemudian juga pisang tanduk sedangkan pupuk untuk pisang adalah pupuk kandang dari kotoran ayam kampung. Hampir tiap hari penulis membersihkan kadang ayam dari kotoran untuk dimasukkan dalam karung besar.
Saat ini berkebun pisang masih sebatas hiburan karena kesibukan penulis di kantor dan kegiatan organisasi namun angan-angan untuk menjadi petani pisang tetap melekat di hati. Panen-panen pisang selama ini dinikmati sendiri dan dibagikan untk sanak saudara.Â
Pernah ada keinginan untuk menjual hasil panen namun harga yang ditawarkan terlalu rendah sehingga pisang tersebut di konsumsi sendiri. Ada berbagai jenis pisang yang di tanam oleh penulis yaitu pisang Ijo, Pisang Raja kultur jaringan, pisang Susu, Pisang Tanduk dan juga pisang Cavendish. Masing masing pisang tersebut tumbuh baik dengan penyinaran matahari yang cukup walaupun jarak menanam saling berhimpitan. (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H