Menariknya lagi walaupun pohonnya serupa, Pohon pisang juga terdiri dari beberapa jenis buahnya yang masing-masing memiliki keistimewaan sendiri-sendiri. Dari jenis pisang buah ada jenis Pisang Ijo, Pisang Cavendish dan juga Pisang Susu.Â
Nilai lebih dari pisang buah adalah buahnya yang langsung bisa dinikmati tanpa harus di olah terlebih dahulu. Bisanya di toko-toko buah juga terdapat jenis pisang seperti Pisang Cavendish, jenis pisang ini juga di ekspor ke mancanegara. Ada juga jenis pisang yang di olah lagi menjadi makanan atau kue salah satunya adalah pisang raja. Jenis pisang ini merupakan pisang yang paling laku dipasaran dan di cari oleh para bakul pedagang makanan seperti pisang molen dll.
Satu hal yang menjadi keyakinan untuk melangkah menjadi petani pisang adalah nenek yang di kenal sebagai bakul pisang di jepara. Teringat di masa kecil nenek juga mengunduh pisang dari kebonan untuk di jual kalaupun stok di kebonan sendiri menipis biasanya nenek mengambil atau kulakan dari pihak lain tapi pisang yang belum matang kemudian di matangkan dengan di karbit. Ingatan itu menjadi pelecut bagi penulis dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang tidak begitu besar.Â
Awal mula menanam pisang adalah pisang Ijo kemudian juga pisang tanduk sedangkan pupuk untuk pisang adalah pupuk kandang dari kotoran ayam kampung. Hampir tiap hari penulis membersihkan kadang ayam dari kotoran untuk dimasukkan dalam karung besar.
Saat ini berkebun pisang masih sebatas hiburan karena kesibukan penulis di kantor dan kegiatan organisasi namun angan-angan untuk menjadi petani pisang tetap melekat di hati. Panen-panen pisang selama ini dinikmati sendiri dan dibagikan untk sanak saudara.Â
Pernah ada keinginan untuk menjual hasil panen namun harga yang ditawarkan terlalu rendah sehingga pisang tersebut di konsumsi sendiri. Ada berbagai jenis pisang yang di tanam oleh penulis yaitu pisang Ijo, Pisang Raja kultur jaringan, pisang Susu, Pisang Tanduk dan juga pisang Cavendish. Masing masing pisang tersebut tumbuh baik dengan penyinaran matahari yang cukup walaupun jarak menanam saling berhimpitan. (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H