Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

hobi Menulis dan Berkebun Profesi Pustakawan dan wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kampung Pintar sebagai Literasi Sosial Perpustakaan

19 Februari 2024   07:43 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:54 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keceriaan anak-anak di Taman  Kampung Literasi

Era digitalisasi sebaiknya para pengelola kampung pintar juga menyediakan berbagai informasi tentang segala sesuatu entah itu pemberitaan kegiatan di kampungnya atupun berisi artikel atau juga semacam curhat sosial yang dikelola oleh pihak desa bekerjasama dengan perpustakaan. 

Masing-masing desa yang mempunyai Platform kampung pintar kemudian dikoneksikan dalam e-katalog perpustakaan. E-katalog tentang kampung pintar ini bisa dibuatkan dalam bentuk aplikasi khusus yang sifatnya nasional.

Pengembangan literasi sosial di sini ditekankan pada pengetahuan wawasan nusantara, tidak hanya berisi keragaman budaya saja juga berisi tentang interaksi sosial warganya. 

Perlunya MOU antara perpusnas dan kemendagri supaya pengembangan kampung pintar ini sesuai dengan visi perpustakaan karena terkait dengan apa dan bagaimana yang harus ditampilkan di dalam platform kampung pintar. Dalam upaya kepedulian berliterasi sosial bisa juga perpusnas membuat platform khusus kampung pintar yang nantinya juga disebarkan di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia.

Diharapkan dengan keberadaan platform kampung pintar, mindset warga masyarakat akan makin berkembang. Saat ini telah dikenal jurnalis warga yang dikembangkan oleh media massa , di situ warga secara smart berbagai tentang pemikiran dan berbagai peristiwa lainnya. 

Setidaknya gambaran dari platform kampung pintar juga seperti itu, platform tersebut mendidik warganya untuk secara cerdas membagikan suatu peristiwa dalam platform kampung pintar. Tidak semudah itu mengarahkan warganya mempunyai kompetensi dasar literasi yaitu: membaca maupun menulis, dibutuhkan relawan pendamping untuk mengedukasi warganya.

Partisipasi perpustakaan sebagai transfer knowledge amat dibutuhkan, kampung percontohan seperti kampung Pare Kediri yang dikenal dialektika Bahasa asingnya bisa di jadikan miniatur model kampung pintar. Namun disesuaikan juga dengan ciri khasnya daerahnya, seperti daerah yang juga dikenal adanya ponpes bisa juga dikembangkan menjadi daerah tahfidz. 

Master plan kampung pintar tetap memperhatikan kemajemukan serta ciri khas daerah setempat, diharapkan dengan makin tumbuhnya kampung-kampung pintar dapat mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia dengan cepat, pola seperti ini  juga sesuai dengan pengembangan kurikulum merdeka yang meniadakan jam pelajaran per minggu seperti kurikulum sebelumnya, sehingga pembelajaran anak bisa juga dikolaborasikan dengan pengembangan kampung pintar. 

Diharapkan dengan kolaborasi ini peran perpustakaan akan makin melekat, perpustakaan yang selama ini dikenal hanya sebatar kolektor buku saja bisa berkembang secara dinamis sesuai dengan kebutuhan dan tantangan masyarakatnya. 

Dengan demikian perpustakaan umum bisa juga bekerjasama dengan perpustakaan sekolah untuk mengaktifkan anggota perpustakaan sekolah untuk menghidupkan platform kampung pintar karena anak usia sekolah masih hangat-hangatnya penguasaan kompetensi dasar literasi.

Dibutuhkan ikhtiar bersama baik perpustakaan, pemerintah daerah, lembaga pendidikan untuk bersama-sama menumbuhkan kampung pintar sebagai bagaian dari literasi sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun