Harapan ke depan dengan semakin masifnya kampung pintar di daerah-daerah, generasi-generasi terdidik punya minat untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai referensi berliterasi sosial. Literasi sosial ini setidaknya merupakan kumpulan dari berbagai literasi yang selama ini dikenal di perpustakaan, menurut Tunardi (2018) sejauh ini terdapat 9 macam literasi yaitu literasi kesehatan, literasi finansial, literasi digital, literasi data, literasi kritikal, literasi visual, literasi statistik dan literasi informasi.Â
Kemampuan berliterasi tersebut adalah bagian dari upaya untuk membangun peradaban masyarakat dan lingkungannya. Akses kemampuan berliterasi sejauh ini masih terkait dengan dunia pendidikan.Â
Model kurikulum merdeka belajar juga menuntut kemampuan berliterasi merupakan bagian dari assessment minimum pelajar yang terdapat dalam uji ANBK di berbagai jenjang satuan pendidikan.
Penerapan kampung pintar bisa dimulai dari sarana pendukung kampung tersebut, biasanya dalam sebuah kampung terdapat masjid atau mushola. Kawasan masjid digunakan secara rutin tempat untuk sholat lima waktu oleh warganya termasuk juga kegiatannya yang terinformasi secara lengkap pada papan pengumuman masjid tersebut.Â
Selain itu juga dengan kebersihan lingkungan masjid tersebut. Kegiatan-kegiatan rutin seputar warga seperti kegiatan ibu-ibu PKK yang terjadwal. kampung pintar juga termasuk pintar berwirausaha bagi warga setempat sebagai bentuk kemandirian wargannya. Terkait kampung pintar juga tercermin dari kebersihan lingkunganya sehingga di sini menuntut warganya berperan aktif dalam menjaga lingkunganya supaya tertib dan peduli pada kebersihan.Â
Penghijauan lingkungan juga harus di tata sedemikan rupa karena bagian dari literasi lingkungan untuk membangun ekosistem yang bebas dari polusi serta bersih udaranya.Â
Di sinilah peran dari literasi data untuk mendukung program pengembangan kampung pintar, sehingga dari data --data sarana yang di input bisa di wujudkan sebagai program-program unggulan kampung pintar. Literasi data ini bisa berwujud pada jumlah KK yang ada di kampung pintar , berapa jumlah sarjananya, karena pendidikan warganya adalah penting untuk membangun mindset tata lingkungan, termasuk yang perlu dipastikan tidak ada warganya yang buta aksara.
Master plan kampung cerdas yang selama ini telah di kenal, lebih menekankan pada konsep untuk mengangkat potensi desa tersebut dalam bidang tertentu seperti pariwisata, perkebunan, energi terbarukan.
Seperti Desa Panggungharjo di Kabupaten Bantul sukses dengan pemberdayaan masyarakatnya dan pengolahan energi terbaharukan, sedangkan Desa Ponggok di Kabupaten Klaten dan Desa Ngroto di Kabupaten Malang sukses dengan pengembangan pariwisatanya (masterplandesa.com).Â
Semuanya program itu berkonotasi dengan pemanfaatan APBDes dalam menyejahterakan masyarakatnya. Masterplan kampung pintar ini murni dari pengembangan model literasi sosial perpustakaan yang tentunya juga terdapatnya perpustakaan desa yang menjadi bagian gugus perpustakaan umum. Literasi pustaka yang terkait dengan dinamika warga setempat sehingga dalam aktivitasnya terdapat rujukan pustaka sebagai studi kepustakaan.