Mohon tunggu...
Dwin
Dwin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang unik, Hobi menulis dan bermimpi, Karena saya percaya bahwa tidak ada harapan jika tidak ada khayalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ta'aruf dan Istikharah adalah Bentuk dari Langkah Serius

28 Maret 2024   11:51 Diperbarui: 28 Maret 2024   13:04 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ta'aruf sering dikaitkan dengan melamar, padahal nyatanya salah. Karena tidak sedikit pasangan yang menikah tanpa proses lamaran, begitu ta'aruf, cocok, tidak ingin berlama-lama, akhirnya langsung akad nikah. 

Adapula yang mengaitkan ta'aruf dengan pacaran islami, ini pasti juga salah. Karena pacaran islalmi berbeda dari tujuan ta'aruf yakmi mengenal tanpa menikmati  terlebih dulu.

Ta'aruf itu bermakna mengenal, mengenal untuk tahu apa ada kesamaan atau tidak, apa ada kecenderungan atau tidak, jika ada lanjut, jika tidak ada ya selesai.

Terdapat dua hal penting dalam pernikahan yaitu harta dan rencana. Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan membutuhkan kemampuan harta, minimal untuk dapat memenuhi beberapa kewajiban yang akan menyertainya nanti, seperti mahar, mengadakan walimah walau hanya dengan seekor kambing, 

Sebagaimana pernikahan Nabi  Muhammad dengan Zaainab binti Jahsy. Ada juga kewajiban nafkah kepada istri serta anak-anak seperti pada umumnya. 

Selain itu. rumah tangga adalah sebuah organisasi, perlu manajemen yang baik agar dapat berjalan dengan lancar. Maka hendaknya bagi seseorang yang hendak menkah untuk memmbauat rencana matang bagi rumah tangganya kelak. Misalnya berkaitan dngan tempat tinggal, pekerjaan, sekolah anak, dll.

  • Syarat-syarat sahnya nikah:

menyebutkan secara jelas (ta'yin) masing-masing kedua mempelai dan tidak cukup hanya mengatakan: " saya nikahkan anak saya" apabila mempunyai lebih dari satu anak perempuan atau dengan mengatakan, " saya nikahkan anak perempuan saya dengan anak laki laki anda", padahal ada yang lebih satu anak laki-lakinya, Ta'yin bisa dilakukan dengan menunjuk langsung kepada calon mempelai, atau menyebut namanya, atau sifatnya yang dengan sifat itu bisa dibedakan dengan yang lainnya.

Kerelaan kedua calon mempelai. Maka tidak sah dari keduanya dipaksa untuk menikah. Kecuali jika mempelai wanita masih kecil yang belum baligh maka walinya boleh menikahkan dia tanpa seijinnya.

Yang menikahkan mempelai wanita adalah walinya. Wali bagi wanita adalah: bapaknya, kemudian yang diserahi tugas oleh bapaknya, kemudian ayah dari bapak terus ke atas, kemudian anaknya yang laki-laki, kemudian cucu laki-laki dari anak laki-lakinya terus ke bawah, lalu saudara laki-laki sekandung, kemudian saudara laki-laki sebapak, kemudian keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sekandung kemudian sebapak, lalu pamanya yang sekandung dengan bapaknya, kemudian pamannya yang sebapak dengan bapaknya, kemudian anaknya paman, lalu kerabat-kerabat yang dekat keturunan nasabnya seperti ahli waris, kemudian orang yang memerdekakanya (jika dulu ia seorang budak), kemudian baru hakim sebagai walinya.

Adanya saksi dalam akad nikah, yang juga termasuk syarat (sah) yang harus ada dalam pernikahan. Karena Rasulullah mengatakan "Tidak ada nikah kecuali dengan wali dan dua orang saksi dalam pernikahan dan saksi ini semuanya lelaki."

Walimatul 'Urs (pesta perkawinan ) adalah sunnah menurut jumhur ulama, walaupun sebagian ulama mewajibkannya. Akan tetapi, walimah juga tidak lepas dari kejelekan dan kesombongannya. serta berkumpulnya orang-orang yang biasanya tidak lepas dari kemungkaran. 

Terkadang walimah ini dilakukan di hotel-hotel yang menyebabkan para wanita tidak menghiraukan lagi pakaian yang menutup aurat. Hilangnya rasa malu, bercampurnya wanita dengan laki-laki yang bisa jadi hal ini sebagai penyebab turunnya azab yang besar dari Allah.

Terkadang juga diselingi dalam pesta tersebut musik dan nyanyian yang menyenangkan para seniman, juga fotografer untuk memotret para wanita dan kedua mempelai, disamping menghabiskan harta yang banyak tanpa faedah bahkan dengan cara yang rusak dan menyebabkan kerusakan. Maka bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang seperti ini dan takutlah terhadap azab Allah.

Selain ilmu tersebut, ada ilmu umum yakni ilmu-ilmu dasar agama, karena tidak mungkin dalam kehidupan sehari-hari tidak butuh ilmu seperti Aqidah, Fiqih. Apa gunanya acara pernikahan sesuai tuntutan islam, tapi kehidupan harian rumah tangga jauh dari aturan Islam.

  • Bekal awal dalam rumah tangga:

Tawakkal kepada Allah. Allah memberi jaminan bagi siapa saja yang bertawakkal kepadanya, maka dia akan mencukupinya. "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka dia akan memberi kecukupan baginya" (Qs. At-Thalaq;3), kedepankan perasaan tawakkal, setiap anda menghadapi kenyataan yang tidak pasti. Pasrahkan kepada Allah, dalam setiap upaya untuk kebahagiaan kepada Allah, dalam setiap upaya untuk untuk kekbahagiaan anda. Dan inilah yang diajarkan oleh para sahabat, terutama bbagi orang yang minder akan menikah. Dalam sebuah riwayat diceritakan ada lelaki bernama Abu Hariz, ia mendatangi ibnu Mas'ud ra dan mengadukan kekhawatirannya ketika menikah. "saya menikahi wanita gadis angat muda, saya khawatir dia tidak suka kepadaku" Nasehat Ibnu Mas'ud ra, "sesungguhnya rasa cita itu dari Allah, dan kebencian itu dari setan. Setan menginginkan untuk menanamkan kebencian terhadap apa yang telah Allah halalkan" Jika kamu bersama istrimu, perintahkan dia untuk shalat dua rakaat di belakangmu, dan bacalah: "Ya Allah berkahilah istriku untukku, dan berkahilah diriku untuk istriku. Ya Allah kumpulkanlah kami, selama kumpul itu dalam kebaikan. Dan pisahkanlah kami jika perpisahan itu untuk kebaikan" (hR. Abdurrazaqq dalam Mushannaf 10460 dan dishahihkan Al-Albani).

Hadirkan semangat untuk menjaga kehormatan. Ketika anda menikah dalam rangka mencari yang halal, maka pernikahan anda bernilai ibadah. Itulah anda berhak mendapatkan pertolongan dari Allah. Dalam hadis dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda "Ada tiga orang, Allah berhak membantunya: orang yang berjihad di jalan Allah, budak yang mmellakukan transaksi mukatabah (menebus dirinya), dan orang yang menikah karena ingin menjaga kehormatan (HR. Nasai 1655, Tirmidzi 1756, dan dihasankan Al-Albani).

Jadilah pribadi yang berusaha menyelami keluarga pasangan, bergaullah dengan yang baik. Grapyak,sumeh, berusaha untuk simpati dan empati kepada keluarga mereka. Beri kepedulian karena ini penting. Karena dengan menganggap keluarga pasangan adalah bagian dari keluarganya insyaAllah akan menjadi tips yang hebat dari kerukunandua pasangan suami dan istri. Karena adanya saling menghargai antara kluarga suami dan istri akan membuat pasangan kita melakukan hal yang serupa dan Masyaallah hal ini sangat baik ketika bisa dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun