Mohon tunggu...
Rama Dani
Rama Dani Mohon Tunggu... -

Kurasa tak perlu dalil khusus untuk menikmati sebatang roko dan secangkir kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepenggal Puisi dari Sini

7 Mei 2019   21:39 Diperbarui: 7 Mei 2019   22:14 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau tau sunyi begitu ribut dikepalaku

Dari jendela yang kau buka dengan senyuman yang begitu misterinya

Aku duduk diam seperti bertapa dengan kopi yang tak pernah ku lupa

Sesakit ini ku bahagia

Sebahagia ini ku merasa duka

Aku mencoba terima dari setiap prasangka yang menikamku di sepanjang malam hingga fajar tiba mata tak jua memejam

Lalu kucoba berkaca pada diriku 

Terlihat tentang seberapa banyak keburukanku

Aku diam merenung seperti gunung 

Walau aku diasingkan di dimensi yang tak ku kenal namanya

Walau aku Dibenci lalu dibunuh 

Aku akan tetap mencintai 

Akan kutelan muntahan - muntahan kebencian lalu ku ubah jadi setitik kasih sayang

Sebisu ini aku mencoba mencintai dari sudut keterasingan

Tanpa sadar air mata ku tumpah sebegitu derasnya

Aku tak ingin membenci

Sebelumnya hatiku sudah lama mati

Aku tak ingin terjadi lagi

Dari sepenggal puisi yang kutulis berantakan entah kemana

Dan segala amarah yang kutumpahkan terimalah kasih sayangku yang begitu sunyi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun