Kau tau sunyi begitu ribut dikepalaku
Dari jendela yang kau buka dengan senyuman yang begitu misterinya
Aku duduk diam seperti bertapa dengan kopi yang tak pernah ku lupa
Sesakit ini ku bahagia
Sebahagia ini ku merasa duka
Aku mencoba terima dari setiap prasangka yang menikamku di sepanjang malam hingga fajar tiba mata tak jua memejam
Lalu kucoba berkaca pada dirikuÂ
Terlihat tentang seberapa banyak keburukanku
Aku diam merenung seperti gunungÂ
Walau aku diasingkan di dimensi yang tak ku kenal namanya
Walau aku Dibenci lalu dibunuhÂ
Aku akan tetap mencintaiÂ
Akan kutelan muntahan - muntahan kebencian lalu ku ubah jadi setitik kasih sayang
Sebisu ini aku mencoba mencintai dari sudut keterasingan
Tanpa sadar air mata ku tumpah sebegitu derasnya
Aku tak ingin membenci
Sebelumnya hatiku sudah lama mati
Aku tak ingin terjadi lagi
Dari sepenggal puisi yang kutulis berantakan entah kemana
Dan segala amarah yang kutumpahkan terimalah kasih sayangku yang begitu sunyi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H