Mohon tunggu...
Widya BungaLestari
Widya BungaLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka menggambar dan membaca cerita-cerita teenlit maupun horor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Lebih Dalam Mengenai Psikologi Komunikasi Melalui Kunjungan ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi

23 Juni 2024   16:07 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:19 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan mahasiswa Universitas Pakuan ke RSJMM untuk mata kuliah psikologi komunikasi /dok. pri

Sebanyak 40 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan (FISIB Unpak) mengunjungi Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi (RSJMM) pada Selasa, 4 Juni 2024. Kami mengunjungi RSJMM untuk mempelajari cara berkomunikasi secara psikologis, berinteraksi langsung dengan pasien untuk mengembangkan empati, dan keterampilan komunikasi.

Alasan kami memilih RSJMM sebagai tempat kunjungan adalah karena RSJMM sudah terkenal di kalangan masyarakat akan fasilitas dan layanannya. Lokasinya pun tidak begitu jauh dengan Universitas Pakuan dan akses jalan ke sananya pun mudah. Lalu kami juga ingin menambah wawasan mengenai berbagai kondisi kesehatan mental, lalu komunikasi yang terjadi antar pasien dengan gangguan jiwa, dan juga bagaimana cara mendukung orang-orang di sekitar kita yang memiliki kondisi tersebut. Kunjungan ini juga dapat membantu untuk mengurangi stigma buruk seputar kesehatan mental dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik mengenai orang-orang dengan gangguan jiwa. 

Materi oleh ibu Dewi Mustikawati Handayani, S.Psi., M.Si./dok. pri
Materi oleh ibu Dewi Mustikawati Handayani, S.Psi., M.Si./dok. pri

Acara dimulai pada pukul 08:00 WIB di aula diklit RSJMM. Acara dibuka dengan sambutan dari pihak RSJMM dan dosen pembimbing kami, yaitu bapak Sandy Gunarso, M.I.Kom, dan dilanjutkan dengan doa bersama. Setelah sambutan dan doa, kami dibagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan hospital tour yang masing-masing kelompok didampingi oleh satu orang pegawai dari pihak rumah sakit. Kelompok kami berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan salah satu dokter yang berada di ruangan Arimbi. Kami bertanya seputar pasien-pasien di ruangan tersebut dan teknik komunikasi yang digunakan oleh dokter terhadap pasien di sana. Kami juga diarahkan ke tempat para pasien melakukan kegiatan seperti baking, membuat keramik, hidroponik, organik, dan pembuatan telur asin. Setelahnya kami kembali lagi ke aula untuk menghadiri mini seminar yang diisi langsung oleh psikolog dari RSJMM, yaitu ibu Dewi Mustikawati Handayani, S.Psi., M.Si. Bu Dewi memaparkan tentang komunikasi dan membuka sesi tanya jawab. Mini seminar itu ditutup dengan ucapan terima kasih dari pihak RSJMM, dosen pembimbing, dan ketua pelaksana.

Saya sebagai ketua pelaksana acara ini sangat bersyukur dengan adanya acara kunjungan ini. Banyak hal-hal baru yang saya dapat dari kunjungan ini, mulai dari pengalaman pertama sebagai ketua pelaksana, melakukan persiapan untuk kunjungan ini, mendapatkan pengalaman baru saat melakukan kunjungan, dan juga berkomunikasi dengan tim persiapan kunjungan. Dengan adanya kunjungan ini juga membuka pola pikir saya terhadap kesehatan mental, cara berkomunikasi secara terapeutik, dan juga mengetahui kegiatan apa saja yang para pasien lakukan saat berada di sana. Saya harap dengan adanya kunjungan ini kami bisa semakin paham mengenai psikologi komunikasi, melatih kemampuan komunikasi terapeutik kami, dan juga menghilangkan stigma buruk terhadap orang-orang dengan gangguan jiwa.

Kelompok kami juga melakukan wawancara dengan dokter yang berada di ruangan Arimbi, yaitu dokter Rahmat.

Penulis : Dari usia berapakah pasien yang dirawat di sini?

Dokter Rahmat : Ruangan Arimbi merupakan ruang stabilisasi pasien laki-laki berusia sekitar 18-55 tahun.

Penulis : Bagaimana proses pasien agar bisa pindah ke ruangan ini?

Dokter Rahmat : Untuk proses masuk ada 2 jalur, yang pertama ada lewat IGD atau lewat poli. Setelah itu dia screening awal lalu masuk ke ruangan lesmana atau Unit Pelayanan Intensif (UPIP) untuk screening lagi. Nanti setelah 2 atau 3 hari di sana sesuai kondisi baru akan masuk ke ruangan stabilisasi. Dari sini setelah selesai pulang, nanti mereka akan control jalan.

Penulis :  Kalau untuk komunikasi, teknik komunikasi seperti apa yang diterapkan saat berkomunikasi dengan pasien?

Dokter Rahmat : Teknik komunikasi yang kita terapkan di sini adalah terapeutik. Kalau terapeutik itu berarti ada efek terapinya, minimal kehadiran kita itu tidak membuat mereka stress. Misalkan pada pasien yang tidak mau bicara atau yang dia menyendiri, nah itu tuh minimal kehadiran kita itu tidak membuat mereka stress, bukan menjadi pengganggu buat mereka. Jadi komunikasinya itu secara verbal atau ekspresif dan gestur itu.

Penulis : Lalu bagaimana pendekatan kepada pasien?

Dokter Rahmat : Kita mulai dari memenuhi kebutuhan dasar manusianya ya, makan, minum, mandi, dan lain-lain. Terus yang kedua itu kita interaksinya singkat tapi sering. Secara teori, orang yang introvert atau suka menyendiri itu mereka memiliki confort zone yang sendiri. Butuh waktu lama dan obat pun sambil berjalan.

Penulis : Berarti nada bicara kita juga berpengaruh ya?

Dokter Rahmat : Iya, makanya terapeutik. Nada bicara, intonasi, gestur kita, layaknya mencari posisi, kita bisa menjadi orang tua, teman, saudara, dan lain-lain. Jangankan dari intonasi, kehadiran kita, penampilan kita, itu harus yang terlihat oleh mereka kalau kita siap untuk membantu mereka pengobatan.

Hosptal tour ke ruang Arimbi/dok. pri
Hosptal tour ke ruang Arimbi/dok. pri

Komunikasi terapeutik merupakan salah satu teknik komunikasi yang digunakan oleh pihak staff rumah sakit dengan para pasien. Komunikasi ini menggunakan nada, intonasi dan gestur yang membuat pasien tidak merasa terganggu dengan kehadiran kita. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan semua yang hadir mendapat banyak pengalaman baru dan semakin paham dengan psikologi komunikasi. Kunjungan ini juga bisa mengurangi adanya stigma negatif terhadap pasien gangguan jiwa yang beredar di masyarakat dan lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun