Penulis : Â Kalau untuk komunikasi, teknik komunikasi seperti apa yang diterapkan saat berkomunikasi dengan pasien?
Dokter Rahmat : Teknik komunikasi yang kita terapkan di sini adalah terapeutik. Kalau terapeutik itu berarti ada efek terapinya, minimal kehadiran kita itu tidak membuat mereka stress. Misalkan pada pasien yang tidak mau bicara atau yang dia menyendiri, nah itu tuh minimal kehadiran kita itu tidak membuat mereka stress, bukan menjadi pengganggu buat mereka. Jadi komunikasinya itu secara verbal atau ekspresif dan gestur itu.
Penulis : Lalu bagaimana pendekatan kepada pasien?
Dokter Rahmat : Kita mulai dari memenuhi kebutuhan dasar manusianya ya, makan, minum, mandi, dan lain-lain. Terus yang kedua itu kita interaksinya singkat tapi sering. Secara teori, orang yang introvert atau suka menyendiri itu mereka memiliki confort zone yang sendiri. Butuh waktu lama dan obat pun sambil berjalan.
Penulis : Berarti nada bicara kita juga berpengaruh ya?
Dokter Rahmat : Iya, makanya terapeutik. Nada bicara, intonasi, gestur kita, layaknya mencari posisi, kita bisa menjadi orang tua, teman, saudara, dan lain-lain. Jangankan dari intonasi, kehadiran kita, penampilan kita, itu harus yang terlihat oleh mereka kalau kita siap untuk membantu mereka pengobatan.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu teknik komunikasi yang digunakan oleh pihak staff rumah sakit dengan para pasien. Komunikasi ini menggunakan nada, intonasi dan gestur yang membuat pasien tidak merasa terganggu dengan kehadiran kita. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan semua yang hadir mendapat banyak pengalaman baru dan semakin paham dengan psikologi komunikasi. Kunjungan ini juga bisa mengurangi adanya stigma negatif terhadap pasien gangguan jiwa yang beredar di masyarakat dan lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H