Mungkin luput dari pengamatan publik bahwa Abimanyu adalah seorang pemain flute yang handal - penulis pernah berkesempatan menyaksikan langsung kepandaian Abimanyu dalam bermain flute. Biasanya Anggito akan berpasangan dengan Singgih Senjaya. Saat itu Anggito memainkan lagu Burung Camar yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata. Sebuah komposisi yang menarik. Anggito yang cekatan begitu lancar memainkan not-not lagu tersebut.
Anggito dan "pertarungan antar kampus"
Walau sering dibantah namun sinyalemen pertarungan antar kampus bisa dirasakan. Untuk bidang non-teknik hanya ada tiga UI, IPB dan UGM. Urat sejarah menteri perekonomian menyatakan bahwa inilah bagiannya FEUI, maka tidaklah mengagetkan bilamana "tradisi" tongkat estafet Menteri Keuangan berada di tangan FEUI. Lalu dimana UGM? saat ini UGM "sudah cukup puas" mendapatkan posisi Wakil Presiden. Bagaimana dengan IPB? saya rasa anda mafhum bahwa sby adalah jebolan IPB. Jadi cukuplah komposisinya. IPB Presiden. UGM Wapres. UI Menteri Keuangan. Jikalau ditambah lagi dengan Anggito (UGM) tentunya akan berbeda komposisinya. *sekedar mengingatkan sby adalah penulis lagu dan komposer juga, jadi ybs paham ttg komposisi.
Walaupun sinyalemen lanjutan menyatakan bahwa permohonan pengunduran diri ditolak, namun lidah sudah berucap pantang rasanya untuk menarik kembali ucapan. Mungkin kekecewaan itu terlalu dalam dirasa oleh Abimanyu. Tak apalah kembali ke kampus, kembali mendidik tunas-tunas bangsa tentang ekonomi keuangan negara, tentang etika publik, tentang kehormatan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H