Dalam dunia pendidikan formal, fokus pada pencapaian akademis sering kali mengesampingkan pembentukan karakter. Murid diajarkan untuk menghafal rumus dan teori, tetapi jarang diajarkan bagaimana menghormati guru atau sesama. Akibatnya, kita menghadapi generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi sering kali miskin dalam nilai-nilai moral dan sosial.
Mengembalikan Esensi Belajar yang Hakiki
Mengutamakan adab tidak berarti mengabaikan pentingnya ilmu, tetapi menyeimbangkannya. Ilmu yang dibalut dengan adab akan melahirkan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana. Berikut adalah beberapa langkah untuk mengembalikan esensi belajar yang hakiki:
1. Menghormati Guru dan Sumber Ilmu
Guru adalah pintu pertama dalam perjalanan menuntut ilmu. Menghormati guru bukan hanya soal berkata sopan, tetapi juga menunjukkan rasa terima kasih atas ilmu yang diberikan. Bahkan, jika ada perbedaan pendapat, adab tetap mengajarkan kita untuk menyampaikannya dengan cara yang baik.
2. Belajar dengan Niat yang Lurus
Niat adalah pondasi utama dalam setiap amal. Dalam menuntut ilmu, niat yang lurus adalah mencari keberkahan, bukan sekadar prestasi duniawi. Ilmu yang dicari dengan niat ikhlas akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar.
3. Rendah Hati dalam Ilmu
Semakin tinggi ilmu seseorang, seharusnya semakin rendah hatinya. Ilmu bukan untuk pamer atau merendahkan orang lain, melainkan untuk memberikan manfaat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa merendahkan dirinya karena Allah, Allah akan mengangkat derajatnya."
4. Mendidik Karakter Bersamaan dengan Ilmu