Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Resensi Film Dragon] The Bruce Lee Story (1993)

16 Oktober 2018   20:02 Diperbarui: 16 Oktober 2018   21:02 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.en.wikipedia.org)

Saat Bruce kembali ke Hongkong untuk menghadiri pemakaman ayahnya, ia didatangi sejumlah pekerja film yang mengajaknya untuk membuat proyek film. Bruce menganggap ini sebuah peluang untuk meraih karirnya kembali ke Hollywood sekaligus membuat tekhnik beladirinya lebih banyak dikenal, meskipun ia harus mengorbankan beberapa waktu berharga bersama Linda dan anak-anaknya.

Jason Scott Lee sebagai Bruce Lee (sumber: www.kungfukingdom.com)
Jason Scott Lee sebagai Bruce Lee (sumber: www.kungfukingdom.com)
Bruce Lee merupakan ikon film action Kungfu legendaris, namanya bukan saja tenar di kawasan Asia namun kepopulerannya mampu menembus Hollywood. Meskipun karirnya di dunia film relatif pendek tapi bisa memberikan kesan yang susah dilupakan bagi para penggemar film-film Kungfu, itulah yang membuatnya menjadi salah satu legend perfilmman dunia.

Film arahan Rob Cohen ini diadaptasi dari buku karya Linda Lee (istri Bruce Lee) dan Robert Crouse, skenario filmnya sendiri digarap oleh Edward Khmara dan John Raffo.

Setting ceritanya lebih banyak diambil dari perjalanan hidup Bruce Lee saat masih mencari jalan untuk meraih kesuksesan di Amerika, cerita tentang karir Bruce Lee di dunia film justru tidak banyak mendapatkan porsi. Rob Cohen mungkin ingin penonton melihat Bruce Lee sebagai manusia yang kadang lemah, frustasi, dan juga sedih sehingga jalan ceritanya hanya berkutat pada masa-masa sebelum Bruce Lee tenar sebagai aktor beladiri.

Rob Cohen juga tidak memberikan fakta sebenarnya tentang kematian Bruce Lee, ia menyelubungi kematian sang aktor legendaris ini dengan mitos fiktif yang sejak awal film sudah dikenalkan ke penonton. Bagi saya sejauh ini film ini merupakan film biopik tentang Bruce Lee yang paling bagus menggambarkan sisi kemanusiawian seorang Bruce Lee (saya sih berharap bakal ada lagi film biopik tentang Bruce Lee dari sudut pandang Hollywood).

Jason Scott Lee mampu menampilkan karakter sosok Bruce Lee dengan baik, meskipun secara fisik ia tidak terlalu mirip dengan sang tokoh namun gestur, cara bicara, hingga tatapan matanya mampu mewakili karakter Bruce Lee, bahkan auman khas Bruce Lee (yang kata banyak orang lebih mirip suara kucing marah) bisa ia lafalkan dengan pas dan tak berlebihan.

Lauren Holly juga mampu menggambarkan sosok Linda Lee yang pintar, sabar, dan setia sehingga mampu menciptakan chemistry yang baik dengan Jason Scott Lee. Film ini pula diperkuat dengan hadirnya Robert Wagner sebagai produser televisi Bill Krieger dan Nancy Kwan sebagai pemilik restoran Cina yang bijak, keduanya secara kebetulan punya hubungan baik dengan mendiang Bruce Lee.

Meskipun sama-sama memiliki nama Lee di belakang namun Jason Scott Lee dan Bruce Lee tidak memiliki hubungan keluarga atau pertalian darah. Fakta ironis dari film ini adalah Brandon Lee yang merupakan putra Bruce Lee menolak berperan sebagai ayahnya di film ini karena terlibat proyek film lain dan beberapa hari sebelum film ini dirilis Brandon Lee tewas akibat kecelakaan di lokasi syuting, sama seperti ayahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun