Mohon tunggu...
Hana Nailah
Hana Nailah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai nama saya Hana Nailah biasanya di panggil Hana, saya berusia 20 tahun. Saya memiliki latar belakang pendidikan dari UNIVERSITAS PAMULANG (UNPAM), saya memiliki hobi yang saya sukai sekali yaitu melukis, bernyanyi dan mendengarkan lagu. Saya memiliki cita-cita yaitu menjadi pelukis yang hebat atau menjadi tim kreatif di suatu televisi di Indonesia.

Hai nama saya Hana Nailah biasanya di panggil Hana, saya berusia 20 tahun. Saya memiliki latar belakang pendidikan dari UNIVERSITAS PAMULANG (UNPAM), saya memiliki hobi yang saya sukai sekali yaitu melukis, bernyanyi dan mendengarkan lagu. Saya memiliki cita-cita yaitu menjadi pelukis yang hebat atau menjadi tim kreatif di suatu televisi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila sebagai Dasar Negara: Pilar Kebangsaan Indonesia

27 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 27 Desember 2024   22:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila sebagai Dasar Negara: Pilar Kebangsaan Indonesia

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang diresmikan pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Sebagai falsafah dan ideologi bangsa, Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mencerminkan identitas nasional Indonesia yang bersifat plural dan menghargai keberagaman.

Sejarah Lahirnya Pancasila:

Pancasila dirumuskan melalui proses panjang yang melibatkan berbagai tokoh bangsa dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ir. Soekarno, pada 1 Juni 1945, menyampaikan pidato yang dikenal sebagai kelahiran Pancasila. Lima sila yang diusulkan kemudian mengalami penyempurnaan hingga akhirnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Lima Sila Pancasila:

1. Ketuhanan yang Maha Esa: Mengakui dan menghormati keberadaan Tuhan sebagai sumber moralitas, sekaligus menjamin kebebasan beragama.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menekankan penghormatan terhadap hak asasi manusia serta keadilan sosial.

3. Persatuan Indonesia: Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan atau individu.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Menganut sistem demokrasi yang berbasis musyawarah.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Berkomitmen terhadap pemerataan kesejahteraan dan keadilan dalam segala aspek kehidupan.

Nilai-Nilai Pancasila:


1. Ketuhanan yang Maha Esa: Mengakui keberadaan Tuhan dan menjamin kebebasan beragama.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menghormati hak asasi manusia dan keadilan sosial.

3. Persatuan Indonesia: Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan atau individu.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan: Menganut sistem demokrasi berbasis musyawarah.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Berkomitmen pada pemerataan kesejahteraan dan keadilan.

Peran Pancasila dalam Kehidupan Bangsa:


1. Perekat Kebangsaan: Memppersatukan keberagaman bangsa Indonesia.

2. Pedoman Moral dan Etika: Mengarahkan kebijakan dan tindakan.

3. Sumber Hukum: Dasar bagi peraturan dan kebijakan.

4. Pendorong Kesejahteraan: Meningkatkan kualitas hidup rakyat.

Pancasila sebagai Dasar Negara:

Sebagai dasar negara, Pancasila berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Setiap peraturan dan kebijakan yang dibuat harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut mencerminkan semangat persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Relevansi Pancasila dalam Kehidupan Modern:

Di era globalisasi dan modernisasi, Pancasila tetap relevan sebagai pedoman moral dan etika. Tantangan seperti radikalisme, ketimpangan sosial, dan krisis identitas nasional memerlukan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjunjung tinggi semangat gotong royong dan toleransi, bangsa Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan tanpa kehilangan jati diri.

Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari:

1. Gotong Royong: Membangun kebersamaan dan solidaritas.

2. Toleransi: Menghormati perbedaan agama dan budaya.

3. Keadilan Sosial: Meningkatkan kesetaraan dan keadilan.

4. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia: Melindungi hak-hak warga negara.

Kesimpulan:

Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga perekat yang mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia. Sebagai pilar kebangsaan, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan merupakan kunci menuju masyarakat yang adil, makmur, dan harmonis. Oleh karena itu, peran serta seluruh elemen bangsa dalam menjaga dan mengamalkan Pancasila sangatlah penting untuk kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun