Nyepi adalah momen tahun baru bagi umat hindu, momen suci besar bagi umat hindu, dimana dewa-dewi pemegang amerta ( air suci kehidupan ) dipercaya tengah melakukan penyucian diri di titik samudra. Perayaan nyepi ini selalu jatuh pada Tilem Kesanga atau bulan mati kesembilan berdasarkan perhitungan kalender Bali. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi ( tiap 1 Januari ). Tahun baru Caka di Bali dimulai dengan menyepi dan melaksanakan Catur Brata Penyepian dimana tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional Ngurah Rai pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit. Tujuan Utama hari raya Nyepi adalah Memohon kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Wasa, untuk menyucikan Bhuna Alit ( Alam Manusia/microcosmos ) dan Bhuana Agung/ Macrocosmos ( Alam Semesta ).
Hari Raya Nyepi di Bali, hampir semua orang Bali sudah paham dan mengetahui tata cara pelaksanaanya, bahkan wisatawan yang sedang dan akan liburan ke Bali sudah mengetahui tentang hari raya Nyepi tersebut. Seperti namanya sepi semua harus tenang, lengang, sunyi dan senyap dalam pelaksanaanya umat hindu harus melaksanakan catur Brata Penyepian atau empat pantangan yang harus dijalankan. Â
Pada tahun ini Hari Raya Nyepi jatuh pada tanggal 3 maret 2022 yang merupakan tahun baru caka 1944. seperti 2 tahun sebelumnya perayaan Hari Raya Nyepi selalu dirayakan meriah oleh umat hindu di Bali selama tiga hari penuh. dimulai dari sehari sebelum nyepi yang disebut sebagai " Pengerupukan ". Dimana pada malam pengerupukan kerap dimarnai dengan pawai arak-arakan ogoh-ogoh namun dengan adanya pandemi covid-19 membuat perayaan Hari Raya Nyepi Menjadi Berbeda.Â
sayang sekali selama 2 tahun sebelumnya Kerinduan Generasi muda hindu di Bali dalam berkreativitas di dunia seni melalui pembuatan ogoh-ogoh yang sekaligus tradisi turun-temurun pada hari pengerupukan untuk menyambut hari suci Nyepi tahun baru Caka tidak dapat dirayakan dengan adanya situasi pandemi covid-19 yang menyebabkan kegiatan pengarakan ogoh-ogoh tidak dapat digelar. Namun untuk perayaan nyepi tahun 2022 sekarang kegiatan pembuatan ogoh-ogoh dapat kembali digelar.Â
Adapun pemberlakuan ketentuan tentang pembuatan dan pawai ogoh-ogoh meyambut hari suci Nyepi tahun baru caka 1944 dengan point dan syarat yaitu sebagai berikutÂ
1. Pembuatan dan pawai ogoh-ogoh harus dilaksanakan secara kelembagaan, seperti Banjar Adat, Desa adat, Paiketan Yowana, serta seizin satuan tugas penanggulangan Covid-19 dan bendesa atau sebutan lain Desa Adat.Â
2. Harus ada panitia seka yang melaksanakan dan bertanggung jawab secara teknis dengan bentuk organisasi, antara lain, terdapat ketua ( Penanggung Jawab ), Sekretaris, Bidang/Baga keamanan, Bidang/Baga Pawai, dan / atau Bidang/Baga lain serta anggota sesui keperluan.
3. Sekaa atau panitia membuat dan mengajukan usulan kepada Bendesa/sebutan lain desa Adat setempat untuk mendapatkan izin tertulis.
4. Isi usulan lengkap mencatumkan : Nama kegiatan, jumblah anggota, rancang bangun ogoh-ogoh, bahan yang dipergunakan, lokasi pembuatan, cara pembuatan ( Tidak menimbulkan kerumunan ), lama waktu pembuatan, dan rancangan pelaksanaan pawai atau kegiatan pengarakan.Â
5. Pembuatan ogoh-ogoh agar menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan polysterina ( Syrofoam ) atau plastik sesuai peraturan Gubernur Bali nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatsan timbulan sampah pelastik sekali pakai.
6. Pembuatan dibatasi hanya satu ogoh-ogoh di tingkat Banjar Adat/Suka-duka. Arah dan gerak pawai ogoh-ogoh juga dibatasi hanya keliling wewidangan banjar adat. Peserta pawai ogoh-ogoh dibatasi paling banyak 50 ( Lima Puluh ) orang dengan waktu maksimal sampai pukul 20.00 WITA.
7. Peserta pawai ogoh-ogoh harus disemprotkan dengan cairan pengganti disinfektan non-kima, misalnya, eco-enzyme.
8. Dibutuhkan perjanjian antara sekaa atau panitia sebagaimana dimaksud pada no 2 dengan lembaga yang mengeluarkan izin, apabila terjadi pelanggaran maka sekaa atau panitia sanggup menerima sanksi.
9. Mengikuti Penerapan protokol kesehatan dengan disiplin ketat, antara lain :Â
- Sudah mendapatkan suntikan vaksin lengkap ( dosis 1 dan dosis 2 ).
- Tidak menunjukan gejala terinfeksi Covid-19.
- Menunjukan bukti test antigen dengan hasil negatif.
- Tidak hadir dalam pembuatan/ pawai ogoh-ogoh bila tubuh terasa kurang fit atau menunjukan gejala, seperti meriang, demam, flu, batuk.
- Secara ketat menerapkan 6-M, yaitu : memakai masker standar dengan benar, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. atau Hand sanitezer, menjaga jarak 1-2 meter, mengurangi bepergian, meningkatkan imun tubuh dan menaati aturan.
10. Ada pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh perjuru desa adat dan/atau banjar adat sejak pembuatan sampai dengan pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.
11. Bagi sekaa atau panitia yang disiplin menerapkan aturan dalam pembuatan dan pawai ogoh-ogoh agar diberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi.
Dimasa pandemi seperti sekarang ini, dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi sudah terdapat perubahan walaupun tetap tidak sama seperti perayaan hari nyepi 2 tahun sebelumnya, tetapi perayaan nyepi sekarang sudah sedikit menutupi rasa rindu akan tradisi ini karena sudah 2 tahun moment yang di tunggu-tunggu oleh masyarakat bali dapat kembali dirayakan.
Biasanya disaat melasti dan Tawur agung umat hindu berbondong-bonding untuk mengikuti prosesi persembahyangan apalagi jika dibarengi dengan pawai ogoh-ogoh akan menambah semarak suasana, namun hal ini tidak berlaku untuk situasi saat ini yang segalanya harus dibatasi walaupun sudah memasuki era new normal. Hal ini disebabkan karena tingkat penyebaran dari virus corona. sehingga Gubernur Bali  bersama PHDI ( Parisada Hindu Dharma Indonesia ) Bali dan MDA ( Majelis Desa Adat ) Bali, mengeluarkan surat edaran berkaitan dengan hari suci Nyepi yang isinya tentang pembatasan terhadap  pelaksanaan pengarakan ogoh-ogoh. Dalam hal ini upacara mecaru dan sembahyang dimasing-masing banjar juga sudah dapat dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan membatasi krama adat yang hadir.Â
KesimpulanÂ
Di Hari Raya Nyepi tahun sekarang ini sudah banyak masyarakat bali terutama Para yowana/ muda mudi bali senang dan lega karena perayaan nyepi sudah hampir normal kembali dengan adanya pengarakan ogoh-ogoh walaupun jumblah dari peserta tetap dibatasi dan harus tetap mematuhi protocol kesehatan namun tidak ada rasa kecewa seperti tahun-tahun sebelumnya karena adanya kembali tradisi pengarakan ogoh-ogoh dimalam pengerupukan. untuk itu para muda-mudi sangat antusias menyambut perayaan hari raya nyepi ini yang tentunya sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Melalui perayaan nyepi tahun caka 1944 ini semoga apa yang diharpkan masyarakat bisa kembali hidup normal dan berjalan seperti sedia kala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H