Mata haruto terpejam mengingat hal itu. Tangannya mengusap air mata kembali dan menarik nafas dalam dalam. Ia berdiri dan melangkahkan kakinya ke pemakanan. Haruto terus menelusuri jalan pemakanan perlahan-lahan, dan sang adek berhenti saat nama sang kakak di tertulis dibatu nisan.Â
Haruto berjongkok dan terus menatap batu nisan dengan sedih. "Kau adalah apa yang aku tulis dan aku adalah apa yang kau lewatkan, " Ucap jeongwoo.
Ia merasa sangat beruntung bertemu dengan keluarga jeongwoo. Mereka menyelamatkan dirinya dari kehidupan dijalan dulu. Sejak kecil haruto sudah berada dijalan seolah-olah keluarga sudah tidak menginginkan dirinya, dia harus bertahan hidup.
 "Kamu tenang saja kak, sekarang aku sudah memiliki keluargaku sendiri dan aku tahu arti dari bunga lili oranye yang kakak berikan saat itu. Bunga itu memiliki arti kebencian, " Ucapannya tersenyum. Ia meletakkan bunga lili putih dan lili oranye.Â
"Dan lili putih ini untuk kakak dari ku yang berartikan rasa suka. Aku selalu menyayagimu kak meskipun kakak membenciku. "
Tanpa haruto sadar ada sepasang mata mengawasinya dari ia duduk dibawah pohon. Sosok itu menatap senduh.Â
"Maafkan kakak haruto, kakak belum bisa menjadi kakak yang terbaik, tidak seharusnya aku melukaimu. Kamu anak yang baik dan kakak belum sempat meminta maaf atas perbuatan kakak. Kakak sangat menyesal. "Â
Perlahan sang kakak menghilang seolah-olah tertiup oleh angin dan membawanya ke atasl angit.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H