Mohon tunggu...
1130023154 PRIMA NUR
1130023154 PRIMA NUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan

6 November 2023   10:55 Diperbarui: 6 November 2023   10:57 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kakak membenci haruto karena kaki haruto patah dan. " Ucapannya berhenti air matanya mendesak untuk keluar membukam bibirnya sejenak.
"Kakak tidak dapat perhatian dari orang tua kakak, " Lanjutnya sambil nada bergemetar. Pikirannya memutarkan memori kelam kembali.

 Saat itu terlihat seorang keluar dari rumah
sederhana dan tak berselang lama ada seseorang yang dibelakang mengejarnya dengan susah payah karena kaki kirinya terbungkus rapi oleh gift dan tongkat penyanggahnya yang ia pegang erat di tangan kanannya. 

Tanpa si pengejar menyadari jika orang yang dia kejar terlihat sangat marah karena sesuatu hal. 

"Kak jeongwoo mau kemana? Haruto mau ikut, boleh? , " Pintah haruto sambil mengikuti
langkah jeongwoo yang cepat dengan susah paya, tangan kirinya masih setia memegang tongkat yang memapahnya.

 Jeongwoo membalikkan badan saat ia mendengar permintaan adeknya. Seketika ia mendorong Haruto dengan kuat, dia tak ingin anak itu untuk ikut dan menyusahkan dirinya. Haruto yang terdorong tidak bisa menyeimbangkan dirinya alhasil dia terjatuh kebelakang.

 Haruto mendongakkan kepala untuk menatap sang kakak, dia tidak sadar tatapan benci tersirat di mata hitam milik jeongwoo.

 "Kenapa kakak seperti ini padaku? Apa salahku kak?, " Tanya haruto. Dia tak mengerti dengan sikap kakaknya yang belakang ini sering kasar padanya. 

Bahkan tak segan-segan untuk menyakitinya saat ia meminta sesuatu atau hanya sekedar ingin mengobrol pada jeongwoo. Mendengar pertanyaan polos dari sang adek, jeongwoo mengepalkan tangannya. Perasaan marah tiba-tiba meluap di dalam dirinya. Dadanya naik turun dengan cepat. 

Tanpa ia sadari tangannya melayang memukul dagu sang adek mendongakkan kepala sambil meringis menahan rasa sakit. Bukan hanya satu kali saja sang kakak memukul adeknya. 

Haruto hanya bisa menangis tanpa membalas pukulan sang kakak. Terakhir jeongwoo membuat tongkat milik haruto agar dia tidak bisa mengikuti lagi. 

"Salahmu? Salahmu kenapa kamu datang dikehidupanku karena kamu merenggut apa yang akumiliki. Seharusnya perhatian itu, kasih sayang yang orangtuaku berikan padamu itu seharusnya menjadi milikku yang hanya diberikan untuk anak kandungnya bukan diberikan pada anak adopsi dari jalan yang tidak punya keluarga sepertimu , " Kata jeongwoo memberikan penekanan pada kata adopsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun