Mohon tunggu...
Ihsan Hadi Pratama
Ihsan Hadi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1-Teknik Elektro-Institut Teknologi Nasional Bandung (ITENAS)

Artikel mengenai Dampak Cuaca Terhadap Sinyal Telekomunikasi dan Penerapan Solusi di Indonesia. Khususnya tentang Teknik Elektro. Dasar Telekomunikasi pembimbing : Ir. Rustamaji,M.T.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Cuaca Terhadap Sinyal Telekomunikasi dan Penerapan Solusi di Indonesia

14 Januari 2025   10:29 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:15 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar 1. Variasi atenuasi sinyal Terhadap Hujan 

https://www.ursi.org/proceedings/procAP19/papers2019/ManuscriptDaliaAPRASC2019.pdf

Gambar.1 menunjukkan plot redaman terhadap kecepatan hujan untuk frekuensi yang berbeda 30, 40, 50 dan 60GHz. Kita melihat dari gambar bahwa seiring dengan meningkatnya curah hujan, redaman spesifik meningkat. Peningkatan spesifik redaman sehubungan dengan kecepatan atau laju hujan lebih kecil untuk 30 dan 40GHz. Jika kita mempertimbangkan grafik untuk 30 GHz, kita melihatnya karena kecepatan hujan bervariasi dari 50 hingga 100mm/jam, redaman hujan hanya bervariasi 2 hingga 3 dB. Namun untuk 50 dan 60 GHz, sebagai laju hujan meningkat, redaman spesifik meningkat sebagaimana adanya terlihat dari Gambar.1.

Salju dan Es

Salju dan es juga dapat menyebabkan gangguan pada sinyal telekomunikasi. Kristal es di atmosfer dapat memantulkan atau menyerap sinyal, sementara akumulasi salju pada perangkat keras seperti antena dapat mengurangi efisiensi sistem, dan juga mengurangi efisiensi sinyal.

Kabut

Kabut terdiri dari partikel air kecil yang dapat memengaruhi komunikasi optik ruang bebas (Free Space Optical, FSO) dan sistem berbasis cahaya lainnya. Kabut menyebabkan scattering dan absorpsi sinyal, terutama pada komunikasi optik dan inframerah, kabut tebal juga dapat menyebabkan perambatan sinyal, terutama pada sistem yang menggunakan gelombang frekuensi sangat tinggi (EHF), kabut mempengaruhi jarak pandang sinyal, meskipun dampaknya tidak seburuk hujan.

Badai dan Angin Kencang

Badai angin kencang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada infrastruktur telekomunikasi seperti Menara antenna atau kabel, selain itu, badai sering disertai dengan petir yang dapat mengganggu transmisi data.

Penerapan Solusi di Indonesia

Indonesia, dengan iklim tropisnya, sering menghadapi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan badai. Gangguan sinyal akibat hujan lebat (rain fade) menjadi tantangan utama, terutama untuk daerah yang mengandalkan jaringan satelit. Beberapa langkah yang telah diterapkan di Indonesia meliputi:

1. Membangun Menara telekomunikasi yang lebih tinggi dan kokoh dan tahan terhadap banjir dan angin kencang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun