Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya

Seorang mahasiswa yang memiliki hobi menggambar dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3M (Melihat, Mendengar, Meniru): Peran Lingkungan Sosial Terhadap Kejadian atau Tindakan Bullying pada Anak-Anak

9 Desember 2024   15:34 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:38 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photovoice Batu Besar (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Tidak hanya itu, sekolah yang kita tau sebagai tempat pendidikan yang memiliki peran penting dalam mencegah bullying, seringkali juga menormalisasikan hal ini dan tidak melakukan penanganan yang tegas. Banyak kasus hanya direspon dengan teguran ringan, tanpa tindakan lanjutan, dan bahkan ditutup-tutupi hanya untuk menjaga citra baik nama sekolah. Akibatnya pelaku tentu tidak merasa jera dan korban tidak merasa terlindungi. Salah satu contohnya yaitu ada orang tua yang anaknya menjadi korban bullying mengatakan “Pihak sekolah mengatakan sudah memanggil pelaku, tetapi tidak melanjutkan secara tegas”.

Peran Pendamping Anak dalam Mencegah Bullying pada Aktivitas Sehari-Hari

Foto Bersama Belajar Membuat Kaligrafi (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Foto Bersama Belajar Membuat Kaligrafi (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Pendampingan anak, baik oleh orang tua ataupun fasilitator adalah sebuah langkah penting untuk mencegah normalisasi bullying yang sudah mengakar di Indonesia. Hal ini karena ketika  anak-anak bermain atau belajar dengan pendamping, mereka akan merasa lebih aman dan terhindar dari perilaku-perilaku yang negatif. Namun, maksud peran pendamping disini tidak hanya sebatas mendampingi anak-anak pada aktivitas bermain dan belajar, mereka juga harus dapat memberikan contoh sikap empati, perilaku baik, dan menghargai orang lain. Dengan melihat, mendengar, dan meniru tindakan positif dari pendamping, mereka akan belajar bagaimana bersikap baik kepada teman-temannya. Hal ini berkaitan dengan pengamatan kami melihat anak-anak di Mushola Shirojul Huda yang merasa lebih nyaman bermain dan belajar bersama ketika ada kami sebagai pendamping mereka. Bahkan salah satu dari mereka mengungkapkan, “Ayuk Amel baik, suka menemani dan membantu aku”. Artinya mereka menganggap pendamping yang hadir tersebut tidak hanya sebagai pengajar mereka, tetapi juga tempat aman yang mereka sukai.

Seorang pendamping memiliki sebuah peran penting dalam mengarahkan perilaku anak.  Ketika kita sebagai pendamping melihat anak-anak mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku negative, maka harus segera kita lerai dan berikan arahan dan masukan yang baik. Dalam sesi belajar kaligrafi misalnya, kami melihat anak-anak terlihat saling mendukung ketika ada pendamping yang mengarahkan mereka untuk saling kerja sama dan toleransi satu sama lain. Dengan hal-hal seperti itu, maka pendamping dapat mengajarkan anak-anak untuk lebih mengenal dan menghindari tindakan-tindakan yang mengarah pada bullying.

Membangun Lingkungan Bermain yang Aman dan Nyaman bagi Anak-Anak Tanpa Bullying

Lingkungan yang aman adalah sebuah kunci untuk mencegah terjadinya bullying. Di lingkungan sekitar Mushola Shirojul Huda, anak-anak mengatakan mereka sering bermain di sekitar batu besar yang mereka foto dalam sesi photovoice. Salah satu dari mereka berkata, “Batu ini tempat kami bermain bersama-sama”. Tempat bermain ini, ketika ada pendamping yang ikut membersamai atau mengawasi maka akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak untuk berinteraksi tanpa takut akan terjadinya tindakan yang mengganggu mereka.

Photovoice Batu Besar (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Photovoice Batu Besar (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Hal itu karena, selain menyediakan tempat bermain, kita juga harus memastikan bahwa lingkungan tersebut dapat mendukung perkembangan sosial anak yang positif. Selanjutnya, dalam pengamatan kami, Mushola Shirojul Huda ini itu bukan hanya sebuah tempat ibadah untuk anak-anak sekitar, tetapi juga sebagai ruang belajar dan bermain yang mempererat hubungan sosial mereka. Seorang anak mengungkapkan, “Di sini tempat kami belajar menggambar kaligrafi”. Aktivitas semacam ini dapat memperkuat ikatan emosional dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antar mereka. Dengan adanya pendamping yang membimbing dan mengawasi, lingkungan bermain dan belajar juga menjadi lebih kondusif.

Photovoice Belajar Huruf Hijaiyah (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Photovoice Belajar Huruf Hijaiyah (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Tetapi perlu kita ingat, bahwa menciptakan lingkungan yang aman tidak hanya bisa bergantung pada satu lingkungan atau seseorang pendamping saja. Masyarakat sekitar juga harus mendukung terciptanya lingkungan ini. Orang-orang dewasa harus aktif untuk memberikan contoh perilaku baik dan tidak menormalisasi kekerasan dalam bentuk apapun di lingkungannya. Karena, jika anak-anak merasa dihargai, diterima, dan diajarkan hal baik, mereka akan lebih mudah mengembangkan rasa empati dan menghormati orang lain.  Dengan demikian, lingkungan yang aman dan nyaman dapat membantu membentuk generasi yang bebas dari bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun