Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cukup ke Kedai Nglathak di Tengah Kota Jogja Jika Ingin Menyantap Kelezatan Sate Klathak

18 Januari 2017   14:37 Diperbarui: 23 Januari 2017   09:55 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain gudeg, ada satu lagi makanan khas yang berasal dari Jogja yaitu sate klathak. Warung-warung sate klathak mudah ditemui di daerah Imogiri, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain jauh dari pusat kota, terkadang antriannya panjang, ini berbahaya bagi orang yang ngidam sate klathak.

Tidak perlu jauh-jauh sampai Imogiri jika ingin menyantap sate klathak, karena sekarang ada kedai sate klathak di tengah kota Jogja. Namanya pun unik, diambil dari kata klathak itu sendiri; Nglathak.

Letak Kedai Nglathak mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor, Jalan Gambir Karangasem Baru Gg. Seruni No. 7 Catur Tunggal Depok Sleman (Utara FT UNY). Lebih jelasnya bisa lihat pada Google Map di tautan ini.

Gang Seruni merupakan jalan ber-konblok, mulut Gang Seruni di Jalan Gambir “dicepit” oleh Villa Cepres Deresan dan Pondok Pesantren Sulaimaniyah. Jika masih ada, spanduk Nglathak terpasang membentang di atas Jalan Gambir.

Tempatnya relatif sepi jauh dari keramaian, enak sekali buat nongkrong. Dan menurut ownernya Mas To (beliau lebih suka dipanggil begitu, biar lebih misterius); ruangannya didesain Instagramable. Makanya para Kompasianer Jogja jadi lupa makan hidangan, keasyikan motret makanan.

Foto Vika Kurniawati.
Foto Vika Kurniawati.
Rombongan Kompasianer Jogja sengaja berkunjung ke Nglathak untuk #DolanKuliner perdana di tahun 2017. Saya terdaftar pertama pada acara ini tapi ketika sampai di Nglathak sudah banyak orang, padahal baru jam 14.50 WIB,,, saya merasa gagal :(. Ajakan Dolan Kuliner Kompasianer Jogja bisa dibaca di tautan ini.

Menu apa ya enaknya?
Menu apa ya enaknya?
Sate Klathak Mozarella dan Yogurt Moringa
Dua menu yang namanya asing sengaja saya pesan, penasaran dengan rasanya. Sate Klathak Mozarella dan minuman Yogurt Moringa jadi hidangan yang siap disantap. Menu paket sate sudah termasuk nasi loh, jika nasinya kurang bisa pesan nasi saja.

Pesanan Kompasianer Jogja.
Pesanan Kompasianer Jogja.
Kita bedah satu-persatu ya tweeps, eh kompasianer.
Nasi putih; nasi putih di Nglathak berasal dari beras organik petani lokal,,, bukan beras impor. Rasa nasinya hampir sama dengan nasi kualitas istimewa... enak :).

Saya pesan ini saja.
Saya pesan ini saja.
Sebelum bahas Sate Klathak Mozarella, mau cerita sedikit tentang sate klathak original di Nglathak. Keistimewaan sate klathak di Nglathak adalah menggunakan daging kambing betina afkir, bukan dari kambing muda yang biasa diolah menjadi sate klathak. Kambing afkir adalah sebutan lain kambing betina yang sudah tidak bisa beranak lagi.

Alasannya adalah keberlangsungan keturunan, jika kambing muda banyak disembelih dikhawatirkan populasi kambing betina lebih sedikit dari kambing jantan. Efek berantai, kambing muda susah dicari harganya pun naik karena permintaan lebih besar daripada ketersediaan . UUD lah...

Ngobrol sambil makan.
Ngobrol sambil makan.
Tidak sulit bagi owner Nglathak untuk mengolah daging kambing betina afkir menjadi menu istimewa, karena pasangan suami istri adalah lulusan Fakultas Peternakan IPB. Cocok kan..

Sate klathak original terdiri dari 2 tusuk sate klathak. Setusuk sate terdiri dari14 potong daging kambing. Bukan sate klathak namanya jika daging kambingnya tidak ditusuk dengan jeruji, sate klathak di Kedai Nglathak juga menggunakan jeruji besi sebagai tusuk daging.. Disajikan bersama semangkuk kecil kuah gule, sedangkan lalapan pendamping daging kambing seperti biasa adalah irisan kubis dan tomat dengan taburan cabai rawit hijau.

Perbedaan sate klathak original dengan Mozarella adalah pada sate klathak Mozarella, setelah dibakar daging sate dituang dengan keju Mozarella cair. Pada gambar terlihat warna putih keju Mozarella.  Harganya tentu saja berbeda. Enak? Ini buktinya...

Kosong adalah habis.
Kosong adalah habis.
Usai makan sate klathak Nglathak kok tidak bau amis ya? Padahal biasanya usai makan kambing juga tertular bau kambing. Saya tidak tahu jawabannya, pengolahan daging mempengaruhi rasa, bau, dan kekenyalan daging. Selain empuk, sate klathak Nglathak juga tidak amis, rasa dagingnya pas di lidah.

Minuman selalu lebih dahulu datang daripada makanan, separuh gelas es yogurt moringa saya sruput sebagai pelepas dahaga. Rasa minuman ini seperti yogurt     dengan taburan bubuk daun kelor di atasnya (bahasa jawanya toping). Sebelum minum, sebaiknya diaduk dulu, jika tidak diaduk minuman ini tidak berasa hehe. Moringa itu nama lain daun kelor loh, memang dunia tak seluas daun kelor.

Makan sudah selesai, di luar masih hujan. Waktu tersisa dihabiskan dengan fota-foto kanan-kiri.

Blur.
Blur.
Tak ketinggalan yang selfie juga ada, meskipun ruangannya kecil tapi pencahayaan ruangan di Nglathak sangat mendukung untuk jeprat-jepret. Jadi ketagian ke sana lagi..

posisi-menentukan-selfie-587f1a53f596735e142bb502.jpg
posisi-menentukan-selfie-587f1a53f596735e142bb502.jpg
Sate Klathak Nglathak
Buka Senin-Sabtu jam 12.00 – 22.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun