Mohon tunggu...
Sugiman W
Sugiman W Mohon Tunggu... Buruh - Saya

Menulis "sesuatu" di Jogja. Sudah jarang nulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Festival Jajanan yang Memikat Pecinta Kuliner Yogyakarta

4 Juni 2015   05:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:22 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

7. Pempek Ny. Kamto

Saya masih ngidam pempek, mumpung Pempek Ny. Kamto agak sepi, saya ikutan antri namun yang tersedia tinggal Pempek Kapal Selam Kulit, no problemo,, tentu saja bungkus, perut minta istirahat :). Salut dengan penjaja Pempek Ny. Kamto, penyajiannya cepat sehingga tak perlu menunggu lama. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pempek Ny. Kamto"]

Pempek Ny. Kamto
Pempek Ny. Kamto
[/caption]

Pempek baru saya makan pagi harinya hahaha... Duh kenapa pempek ini enak sekali, di dalam kapal selam tersembunyi sebutir telur bebek.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pempek kulit Ny. Kamto."]

Pempek kulit Ny. Kamto.
Pempek kulit Ny. Kamto.
[/caption]

8. Pecel Pincuk Ibu Ida

Kuliner terakhir yang saya pilih adalah Pecel Pincuk Ibu Ida. Kuliner ini adalah salah satu dari 10 Jagoan Kuliner Favorit pilihan. Saya tertarik dengan tempat makannya yang terbuat dari anyaman bambu. Anyaman itu hanya diberikan kepada pengunjung yang makan di tempat. Karena itulah saya beli untuk makan di tempat, meskipun kemudian saya masukkan ke dalam tempat makan yang saya bawa dari rumah :). [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Antri yang terakhir."]

Antri yang terakhir.
Antri yang terakhir.
[/caption]

Bumbu sambal pecelnya terasa sekali. Pengunjung dipersilahkan memilih empal sapi atau sate paru. Lauk paketnya adalah rempeyek kacang tanah dan teri, serta tahu bacem.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Pecel pincuk Ibu Ida."]

Pecel pincuk Ibu Ida.
Pecel pincuk Ibu Ida.
[/caption]

Tubuh telah lelah, akhirnya saya pulang ke rumah. Masih banyak kuliner di FJB 2015 yang ingin saya coba tapi waktu jua yang membatasi... FJB 2015 hanya sehari.

Agak disayangkan beberapa stand kuliner kehabisan stok dari siang hari. Ada yang mempersiapkan makanan dari nol, padahal antrian pembeli panjang. Ada juga yang menyajikan menu dengan bahan baku yang jarang didapatkan. Dari segi bisnis mereka rugi karena pengunjung silih berganti datang ke FJB 2015.

Pelajaran bagi penjaja kuliner, Festival Jajanan Bango adalah perhelatan besar. Pengunjung pasti akan berduyun-duyun datang karena percaya dengan nama Bango. Mereka harus membuat terobosan agar bisa melayani ribuan pembeli dengan cepat dan menjamin ketersedian kuliner hingga festival selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun