Kemudian salah satu perekat/ kunci kedekatan antara anak usia dini dengan teman sebayanya dalam menjalin interaksi adalah dengan bermain. Melalui bermain pula anak dapat terstimulus/ mendapatkan pengetahuan yang baru berdasarkan pengalamannya. Terlebih ketika belajar sambil bermain anak akan dengan mudah menangkap stimulus yang diberikan. Nah, berbicara mengenai bermain, terdapat dua teori konsep bermain menurut Piaget dan teori menurut Vygotsky.
Menurut Vygotsky ia menekankan bahwa bermain dalam hal ini sebagai kebutuhan bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Menurut Vygotsky seorang anak belum dapat berpikir abstrak karena bagi mereka makna dan objek  menjadi satu. Berdasarkan hal tersebut Vygotsky menekankan bahwa teori kognitif harus lebih berperan dalam bermain terlebih untuk mengembangkan cara berpikir yang abstrak yang berkaitan dengan ZPD dan pengaturan diri. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan teori dari Vygotsky adalah bermain dapat memisakan makna dengan objek yang sebenarnya, sehingga bermain disebut dengan proses self help tool.
Sedangkan Teori Piaget (1962) menjelaskan bahwa bermain bukan saja mencerminkan tahap perkembangan anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri. Lebih lanjut Piaget menjelaskan bahwa Perkembangan bermain berkaitan dengan perkembangan kecerdasan seseorang. Artinya dalam hal ini anak dapat menggunakan panca inderanya untuk menyentuh, mencium, melihat, serta mendengarkan untuk secara langsung mengetahui sifat-sifat dari objek tersebut. Kemudian dari penginderaan itu anak dapat menemukan fakta-fakta menarik, informasi baru, serta pengalaman yang menjadikan dasar dari pemikiran abstrak tersebut. Kemudian sejalan dengan pendapatnya Piaget juga mengemukakan teorinya mengenai tahapan perkembangan bermain pada anak yakni terdapat 4, dimulai pada tahap Sensory Motor Play ( 3/4 bulan -- 2 tahun), Symbolic/ make Believe Play ( 2-7 tahun),  Social Play Games with Rules ( 8-11 tahun), Games with Rules and Sports  (11 tahun keatas). Dari keempat tahapan tersebut yang dikemukakan Piaget sudah terdapat metode sesuai usia serta tahapan  perkembangan anak.  Â
Hubungan antara Persahabatan dengan Teman Sebaya
Pada konsep hubungan teman sebaya, hal ini sering dikaitkan dengan namanya persahabatan. Mengapa demikian, karena Persahabatan merupakan hubungan yang saling timbal balik di mana kedua individu mengidentifikasi satu sama lain sebagai teman (Bukowski, Motzoi , & Meyer, 2009). Kemudian Penelitian lainnya telah mengungkapkan bahwa hubungan timbal balik tersebut melibatkan respon, kerjasama, dan koordinasi. Sama seperti halnya jika kita ibaratkan deangan pola pengasuhan yang berkualitas tinggi, begitupun dengan persahabatan yang berkualitas tinggi akan memberikan dukungan sosial yang menjadi dasar pengembangan konsep seperti keadilan, empati, sosial yang tinggi dan kesetaraan. Jadi pada intinya persahabatan dan teman sebaya adalah suatu korelasi(hubungan) dimana memberikan efek yang sangat positif antar individu. Dengan tali persahabatan pula akan terjalin kerekatan serta kedekatan teman sebaya tersebut.
Melanjutkan cerita diatas tentang sahabat kecil saya, jika hal yang dulu kita lakukan sewaktu kecil bermain bersama, hingga saling menghabiskan waktu bersama apapun itu tidak bisa terulang kembali. Karena kini kita sudah sama saling remaja dan beranjak dewasa dan dengan padatnya kegiatan kita. Itulah yang membuat hubungan persahabatan kami kini renggang. Namun meskipun begitu saat ini sahabat kecil saya dulu yang selalu membersamai dalam hal apapun tak akan pernah saya lupakan. Meskipun kini kita saling menemukan lingkungan baru yang pasti dengan teman baru, relasi yang luas. Tetap sahabat kecil akan tetap memiliki bagian di hati saya sebagai suatu ikatan persahabatan yang dulu pernah kita jalin bersama.
Berbicara tentang sahabat dan teman, taukah kalian perbedaan antara keduayaa??? Perbedaan secara signifikan yakni dimana jika seorang teman adalah orang yang kita jumpai baik di lingkungan sekolah, teman online, ataupun orang yang hanya sekali/ dua kali bertatap muka dengan kita dan tidak terlalu intens dalam kedekatan itulah yang bisa kita sebut dengan teman. Sedangkan sahabat adalah teman yang sangat dekat dan memiliki kedekatan yang sangat intens dengan kita. Selain itu pula, bisa dikatakan sahabat karena yang selalu mendengarkan keluh kesah kita ketika kita sedang mengalami suatu masalah.
Mungkin itu sedikit pembahasan artikel kali ini tentang interaksi teman sebaya dan bagaimana konsep persahabatan itu sendiri. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baru bagi pembacanya. Dan mohon maaf apabila ada kesalahan saya baik dalam penulisan ataupun kata. Emm, semoga sahabat kecil aku diluar sana, semoga kamu selalu sehat yaa, dan semoga juga artikel ini sampai ke kamu dan kamu membacanya kalau akau merindukan masa dimana kita dulu bersama. Okeh, See You The next Article........
DAFTAR REFERENSI
Ardini, Puspa Pupung, and Anik Lestariningrum. 2018. "Bermain & Permainan Anak Usia Dini." Adjie Media Nusantara 3.
Khoirunisa, A. (2021). "Analisis Iinteraksi Sosial Anak Usia Dini Dengan Teman Sebaya Di TK Dian Ekawati Kelompok B Pada Masa Pandemi Covid-19." Repository.Uinjkt.Ac.Id.