Strategi disiplin yang dapat di berikan oleh orang tua untuk mengembangkan emosi prososial berguna untuk mempromosikan respons dan rasa bersalah terhadap empati anak-anak.
3. Praktik sosialisasi terkait emosi.
Praktik ini dilakukan dengan cara orang tua mensosialisasikan kepada anak-anaknya berbagai macam emosi melalui ekspresi positif dan negatif. Selain dengan cara mengekspresikan emosi, orang tua juga dapat memberikan tanggapan terkait emosi anak mereka agar emosi yang di ekspresikan oleh anak tidak menjadi berlebihan.
4. Keterampilan Sosiokognitif
Keterampilan sosiaokognitif di lakukan dengan cara kemampuan orang tua dalam memahami keadaan mental, keyakinan, pikiran, gagasan, niat, dan keinginan orang lain. Dengan demikian, kemungkinan keterampilan tersebut akan berhubungan positif dengan empati, simpati, dan/atau rasa bersalah anak-anak.
Selain dari keempat cara peran penting kedua orangtua dalam rangka pembentukan karakter emosi prososial pada anak usia dini. Nah, yang paling penting dalam hal ini adalah aksi nyata/ contoh langsung dari kedua orangtua pada anak. Anak akan secara otomatis meniru apa yang telah dilakukan kedua orangtuanya dalam perilaku/ tindakan prososialnya kepada lingkungan sekitar/ prang yang membutuhkan. Dan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya emosi prososial yakni pengendalian situasi yang terjadi dari lingkungan sekitarnya, kemudian pernah merasakan hal yang sama/ senasib, dan yang paling penting faktor/ dukungan orangtua seperti yang telah disebutkan diatas.
Mungkin itu sedikit pembahasan artikel kali ini mengenai tema emosi prososial pada anak, semoga dapat bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi yang membaca dan saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, See You The Next Article Guys.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H