Phobia merupakan reaksi ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional. Orang dengan kondisi ini mungkin mengalami ketakutan atau kepanikan yang hebat ketika berhadapan dengan sumber ketakutan mereka. Ketakutan dapat berupa tempat, situasi, atau objek tertentu. Tidak seperti gangguan kecemasan umum, phobia biasanya terkait dengan sesuatu yang spesifik.Â
Efek phobia dapat berkisar dari mengganggu hingga melumpuhkan. Orang yang memilikinya sering menyadari bahwa ketakutan mereka tidak rasional, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.Â
Hal ini tentu dapat mengganggu aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Phobia juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan takut berlebihan yang dirasakan seseorang terhadap situasi atau objek tertentu. Ketakutan yang berlebihan ini sering menyebabkan depresi berat, kecemasan dan kepanikan.
Masih kah Fear (ketakutan) dengan Phobia dianggap Sama?
Setiap orang pasti pernah mengalami ketakutan. Perasaan ini normal. Ketakutan adalah salah satu emosi manusia. Perasaan ini terjadi ketika Anda terancam. Terkadang respons terhadap ancaman yang dirasakan bisa terlalu berlebihan. Jika sudah, berarti ketakutan itu sudah menjadi phobia.Â
Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya. Kemudian, jika kita uraikan kembali terdapat beberapa perbedaan yang signifikan antara phobia dengan ketakutan (fear) yakni, antara lain:
1. Tingkat kontrol
Ketika orang yang mengalami phobia, maka akan muncul perasaan takut berlebihan dan tidak dapat dikendalikan dengan menenangkan diri dan berpikir jernih. Bahkan, rasa takut berlebih bisa muncul ketika membicarakan hal yang ditakutkan.Â
Sementara, berbeda halnya jika ketika seseorang merasa takut, perasaan terancam masih bisa dikendalikan dengan menenangkan diri dan berpikir jernih. Karena itu, perbedaan Phobia dan rasa takut bisa diketahui dari tingkat kontrol kamu dalam menghadapi sesuatu yang dianggap berbahaya. Phobia bisa bikin lebih sulit mengontrol diri sendiri.
2. Intensitas respon
Phobia dapat menyebabkan respons berlebihan terhadap hal yang dianggap mengancam. Respons tersebut bahkan bisa bersifat tidak rasional, karena hal yang ditakutkan sebenarnya tidak berbahaya. Sementara, ketika kamu merasa takut, respons terhadap sesuatu yang mengancam tidak berlebihan dan emosi yang dirasakan masih bisa dikendalikan.