Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ramalan, Ahok Menjadi Islam, Najwa jadi Menteri

11 Januari 2018   21:40 Diperbarui: 11 Januari 2018   22:48 2774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Politik/Kompasiana

Ya, setiap insan meramal. Dari yang taat beragama sampai hidup hanya untuk hari ini, esok punya kisah tersendiri. Tidak jadi soal manusia sederhana tanpa atap rumah alias tunawisma sampai pejabat parpol dan birokrasi, semua orang boleh beramal-ria.

Anda pasti tertawa membaca tulisan saya ini, ramalan kalau Pak Ahok jadi Islam dan Najwa Shihab jadi Menteri.

Presiden Jokowi sendiri menyebutkan bahwa tahun 2018 adalah tahun politik. Beberapa kritikus politik tanah air bahkan menambahkan tahun 2018 itu tahun politik, uang, dan agama. 

Kita sebagai awam birokrasi apalagi politikus pasti heran bertanya, ''kok bisa agama dibawa-bawa dalam kancah perhelatan parpol, apa hubungannya agama dengan urusan kekuasaan. Tuhan mengutus perdamaian, bukan peperangan!''

Kita tidak usah naif, karena kita memang kaya mengkonsumsi informasi media massa. Apa saja kita cari, dan apa saja kita pegang sebagai bahan referensi. Dan apa saja, kita berusaha keras untuk menghubungkan situasi pada suatu kejadian dengan ayat-ayat suci pada lembar-lembar buku suci keagamaan.  Kesimpulannya, telah tercatat di sana!

Sampai suatu ketika, kita terhenyak mendengar pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Djoko Setiadi, bahwa hoax yang membangun itu sah saja. Gak ngerti deh, apa reaksi Pak Presiden Joko Widodo untuk statement Kepala BSSN ini, apakah beliau mesem atau tersenyum simpul kecut. Sebab beliau sendiri yang melantik Kepala BSSN. 

Kami yang warga negara Indonesia yang bermukim jauh dari tanah air, sampai ngakak termehek-mehek. Kami katakan, ''wah ini pastinya parodi, atau satire, atau banyolan, yang inti khusus sebenarnya menguliti para tukang hoax yang direkrut dengan managemen finasial rahasia yang bertebaran pada sosial media, dan yang kini sedang berurusan dengan pihak yang berwajib.''

Padahal, kami sedang giat-giatnya mengganyang berita hoax. Karena kami ini sudah jera, jatuh bangun kena dikadalin oleh hoax. Dan tiba-tiba saja hoax mendapat tempat untuk kembali diamati, dipertimbangkan, dan akhirnya diputuskan sebagai suatu berita yang dapat membangun. Berita yang bisa diandalkan untuk dipakai sebagai ide, sebagai inspirasi. 

Apakah anda sempat berpikir bahwa judul artikel di atas adalah ''hoax?''

Kalau anda katakan ''hoax,'' maka anda akan saya tantang, wah  silahkan baca lagi deh berita up to date dari kepala BSSN. Ha ha ha ...

Saya beramal tetapi saya bukan paranormal. Saya berprediksi dengan praduga, bahwa kedua profil yang menjadi topik prediksi saya bisa terjadi diwaktu yang akan datang., atau katakan dalam waktu dekat. 

Mengapa?

Karena Basuki Tjahaja Purnama yang terkenal keren dipanggil Ahok, dan yang kini sedang menjalankan masa tahananannya dalam penjara, menurut pengamatan saya sendiri bukan orang asing untuk keluarga Islam. Orang tua angkat beliau sendiri beragama Islam. 

Soal pendidikan beliau tidak menjadi  titik pengamatan saya, oleh karena saya sendiripun menempuh pendidikan umum dimana para pengajarnya beragama Islam, selayak masyarakat Indonesia lainnya. 

Ahok dalam penjara pun membaca Alquran. Apakah Ahok sampai khatam Alquran, saya tidak tau. Moga saja selesai membacanya, oleh karena beliau ''kutu buku.''

Kalau anda bertanya, apa hubungannya dengan pindah menjadi Islam?

Jawaban saya, ''emangnya gak boleh?'' 

Prediksi saya, kalau sampai Pak Ahok menjadi muslim atau berpindah agama menjadi Islam, maka karier beliau sebagai pejabat ke jenjang lebih tinggi lagi itu terbuka sangat luas. 

Bahkan saya berani menulis saat ini, sebagai penulis pertama pada Media Warga (Citizen Media) Kompasiana ini, bahwa Basuki  Tjahaja Purnama aka Ahok akan menjadi warga negara Indonesia pertama dengan latar belakang etnis Cina menduduki kursi RI satu.  Untuk saya, latar belakang etnis dan agama tidak jadi soal. Karena negeri ini butuh pemimpin yang berani resolusi. 

Ahok akrab dengan Islam, dan Ahok paham Islam. Mengapa memusuhi beliau? Lihat kerjanya, bukan risih karena teriakan suaranya. Soal tata etika bersopan santun dalam memakai kosa kata, bukan batu sandungan untuk membangun negeri ini. Sebab, masih banyak berserakan pejabat pada birokrasi pemerintahan yang sarat dengan sopan santun etika kata-kata, tetapi kinerjanya sangat mengecewakan bangsa dan rakyat Indonesia.

Anda tertawa?, silahkan.

Tentang Najwa Shihab, satu komentar saya pada jejaring media sosial (facebook) pernah saya tulis pada lapak seorang teman, setelah hari itu Indonesia kena goyang berita berhentinya Najwa sebagai presenter pada  jejaring televisi. Saya tulis, bahwa karier Najwa Shibab selanjutnya adalah dipinang sebagai ''Menteri.''

Anda bertanya lagi, kok bisa?

Jawab saya, ''terang saja bisa, why not?'' 

Latar belakang pendidikan beliau, dan segudang pengalaman selama beliau menjadi karyawan televisi menginterview banyak pejabat penting, termasuk menjadi ''penengah'' ketika masa pilkada untuk calgub. DKI Jakarta 2017, cukup bisa dipertimbangkan sebagai tentangan karier masa depan. Tetapi, tentunya saya berharap Najwa harus punya gigi taring seruncing gigi Susi dan Sri Mulyani, tanpa ini maka karier akan membosankan bagi pembangunan. 

Dan saya melihat bahwa wanita ini memiliki potensi untuk itu. Bahkan, saya lebih suka melihat Najwa sebagai duta negeri, berikan beliau kursi Duta Besar mewakili negeri Indonesia di negara asing. Biarkan beliau bercuap-cuap tentang apa itu Indonesia, dan apa mau Indonesia. Ya kan? 

Bagaimana menurut anda, hoax kah ramalan saya. Come on, ini membangun loh. (da110118nl)

Referensi; 1 | 2 | 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun