Mohon tunggu...
Della Anna
Della Anna Mohon Tunggu... Blogger,Photographer,Kolumnis -

Indonesia tanah air beta. Domisili Belanda. Blogger,Photographer, Kolumnis. Berbagi dalam bentuk tulisan dan foto.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

'Depri' Itu Menyesatkan

24 Januari 2015   23:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14220888361876730791

Orang tua hanya menyerahkan tugas pendidikan hampir seratus persen kepada pihak sekolah, padahal sehari itu terdiri dari duapuluhempat (24)  jam. Anak berada pada pantauan para pendidik di sekolah hanya sekitar enam (6) jam atau lebih. Nah, mari kita bertanya kemanakah sisa dari sembilanbelas (19) atau delapanbelas (18)  jam itu?, jawabannya adalah pada tangan kita.

Anak dengan problematik kaum dewasa

Mengenaskan memang kalau membaca pemberitaan seorang anak akhirnya jatuh pada lembah prostitusi hanya karena memburu benda-benda eletronik semacam iPad, iPhone. Anda jangan tertawa dengan kisah saya ini dan saya kira situasi ini terjadi juga di banyak tempat di Indonesia.

Kita pasti bertanya '' Kok bisa sih?''

Seperti yang saya saksikan pada acara televisi tentangundercover polisiuntuk menangkap mal praktek prostitusi yang menimpa anak-anak usia muda - remaja. Bergidik memang bila mengikuti sepak terjang anak-anak yang rata-rata tidak pernah takut terkena penyakit kelamin atau AIDS/HIV. Saya sebagai orang tua tentu logis bertanya? dimana orang tuanya, tahukah mereka,  apakah tidak ada pertanyaan darimana iPad atau iPhone itu didapat kalau merasa tidak pernah membelikan benda-benda elektronik tersebut.

Ternyata buntut kisah adalah kedua orang tua sibuk bekerja full time. Tidak sempat lagi check jam sekian anaknya lagi apa, ada dimana, sedang ngapain dan lain-lain. Orang tua telah demikian penat dengan kesibukannya sendiri. Jadi kepentingan diri sendiri seperti selesai makan malam terus duduk istirahat nonton teve sambil minum bir adalah yang paling utama. Sementara anaknya yang masih usia limabelas (15)  tahun itu masih kelayapan entah dimana melayani langganan seks di taman gelap tersembunyi, tempat parkir yang sepi atau flat. Tragis sekali.

Juga ketika terjadi ramai ribut-ribut di beberapa tempat di Belanda ini, karena banyak yang ditangkap akibat dukung ISIS (atau IS). Ternyata banyak orang tua muslim yang tidak percaya kalau anaknya secara diam-diam masuk mengikuti Jihadisme. Yang mereka tahu anaknya akan berlibur ke kampung orang tuanya atau anak rajin pergi ke Masjid, eh ... gak tahunya itu anak malah kena indoktrinisasi imam-iman ekstrim dan akhirnya lari meleburkan diri jadi sukarelawan untuk ISIS (IS) angkat senjata di Iraq dan Syria. Kalau sudah tertangkap begini orang tuapun berusaha cuci tangan, dan sampaikan 'O ... gak mengira kalau dia jadi demikian.'

Salah satu yang paling buat orang tua hopeless adalah, tiba-tiba saja foto anak-anak balitanya  yang lucu menggemaskan  tiba-tiba tersiar pada jejaring sosial internet diseluruh dunia pada website porno khusus untuk pedofile. Waduh, kasihan sekali. Setelah pemeriksaan berjalan baru ketahuan kalau anak-anak ini baik di sekolah atau tempat-tempat kursus itu sering diminta berpose  ria oleh gurunya yang ternyata mengidap kelainan. Nah, resultat foto-foto mereka secara gratis diperjual belikan untuk hal yang tidak wajar.

'' Lalu kita orang tua harus apa dong? Kita kan juga mesti bertanggung jawab agar asap dapur tetap ngepul, masak sih melulu kita disalahkan. Gak adil dong!''

''Haiya ... jangan ngeles lagilah sampaikan gak adil segala. Emangnya anak-anak itu lahir didunia begitu saja. Mereka gak minta tuh, kita-kita sendiri yang merencanakannya. Kalaupun gak direncanakan mbok ya jangan ngeles cuci tangan lagi karena anak lahir diluar rencana.''

Susah-susah gampang memang jadi orang tua, lengah jadi sasaran, salah kena, apalagi lupa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun