Mohon tunggu...
107 Anggi Dewi Wulandari
107 Anggi Dewi Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa jurusan Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semua Berubah Sejak "Saat Itu"

7 Juli 2021   13:40 Diperbarui: 7 Juli 2021   13:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua Berubah Sejak "Saat Itu"

Banyak sekali hal yang bisa membuat kepribadian seseorang menjadi berubah secara signifikan. Salah satunya kecelakaan yang menyebabkan kerusakan otak. Dimana hal ini bisa megubah kepribadian seseorang secara signifikan. Pengalaman membentuk kehidupan seseorang dimana pada kemudian hari hal tersebut mempengaruhi anatomi pada otak. 

Kerusakan otak dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang antara lainnya adalah benturan keras, di sekitar otak terjadi penyumbatan peredaran darah, dan pembuluh darah yang ada di sekitar otak mengalami kebocoran (Timotius, 2018). Oleh karena itu, kerusakan pada otak dapat kita katakan akan mengubah anatomi dalam otak seseorang yang dimana pengalaman yang sudah terbentuk sebelumnya bisa saja menjadi pudar atau menghilang seutuhnya. Sehingga kerusakan pada otak bisa saja membuat seseorang menjadi berbeda setelah mengalami kerusakan pada otak.

Apa saja yang membuat kerusakan pada otak ini dapat menimbulkan hal yang seperti itu?

Ada kemungkinan orang-orang yang mengalami hal ini mengalami perubahan akibat kerusakan pada otaknya ini tidak dipengaruhi oleh hal-hal seperti umur, kelamin, maupun kecerdasan. Melainkan kepribadian mereka yang sebelumnya normal, sebagai contoh mereka cepat dalam menangkap sesuatu ketika diajak berbicara, yang kemudian hal ini bertemu dengan sebuah pola yang tertentu dalam kerusakan otak merubah kepribadian dan perilaku seseorang.

Mau bagaimanapun bukanlah hal yang asing jika pilihan atau pertimbangan mengenai operasi otak kadang merupakan sebuah pilihan terakhir dalam mengatasi kasus psikologi modern. Biasanya al ini biasanya banyak terjadi bagi orang-orang yang biasa hidup dengan berolahraga sering mengalami yang namanya risiko dalam berolahraga yang dimana orang menyebutnya sebagai cedera kepala atau trauma capitis.

Cedera yang dialami pada kepala ini merupakan kerusakan yang bersifat teknis atau mekanik yang bisa saja terjadi dengan langsung ataupun tidak membentur kepala yang berakibat pada kerusakan di kepala seperti robek pada selaput otak atau luka pada fraktur tulang tengkorak (Kalat, 2004) . 

Dengan begini, hal ini tidak saja akan terjadi ketika seseorang sering melakukan aktivitas olahraga, namun bisa saja disebabkan oleh benturan di kepala oleh hal lain, salah satunya adalah kecelakaan lalu lintas.

Seperti apa yang terjadi kepada adik dari ibu saya beberapa waktu lalu, kendati hal tersebut menimpa paman saya hingga dirinya bisa dikatakan sebagai "bukan dirinya lagi" sejak saat itu, keluarga saya tetap memaklumi karena mengetahui apa yang telah menimpanya. Kecelakaan yang dialaminya tersebut menimbulkan gangguang pada otaknya yang membuatnya saat ini menjadi "aneh" saat berbicara dengan semua orang.

Gejala kognitif yang dialaminya ini adalah seperti gangguan atau kelainan pada otak ketika memproses informasi, susah dalam mengekspresikan sesuatu, tidak bisa memahami apa yang dikatakan orang lain, susahuntuk berfokus pada suatu hal, tidak bisa mengonsepsikan hal-hal yang abstrak, dan kadang kala mereka bisa hilangan ingatan secara tiba-tiba. Gejala-gejala ini yang menyebabkan dirinya didiagnosis oleh dokter mengalami penyakit gegar otak.

Kondisi yang seperti ini akan menyebabkan gejala seperti kehilangan kesadaran dan juga sakit kepala. Disamping itu, penderita yang mengalami hal ini juga akan mengalami masalah pada ingatan, konsentrasi, keseimbangan, dan koordinasi. Sebuah hal yang umum jika gegar otak ini ada pada penderita tanpa diketahui terlebih dahulu sebelumnya, karena pada sebagian kasus, gejalanya tidak terlihat hingga beberapa hari setelah kecelakaan yang dialaminya terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun