Bulan Ramadhan adalah bulan yang pastinya sangat dinanti-nanti oleh seluruh umat muslim di dunia. Diwajibkan untuk setiap umat muslim menunaikan ibadah puasa. Seseorang yang hendak menunaikan ibadah puasa, Allah berpesan kepada mereka untuk tidak main-main dan menganggap ringan kesempatan Ramadhan yang Allah berikan pada hidupnya.Â
Karena belum tentu nikmat itu akan diterima oleh setiap hamba atau mungkin berulang dikesempatan berikutnya. Jadi, tidak setiap orang bisa mendapatkan nikmat ramadhan dan tidak setiap yang telah mendapatinya akan mengulangi di masa yang akan datang. Karena itu para sahabat nabi SAW setelah selesai menunaikan ibadah puasa kemudian mendapati Ramadhan maka banyak diantara mereka yang meneteskan air matanya.Â
Bahkan mereka meminta kepada Allah berdoa kepada-Nya agar semua waktu dijadikan Ramadhan. Mereka selalu memaksimalkan ibadah mereka ketika Ramadhan karena bulan yang penuh mulia ini Allah turunkan pahala yang nerlipat ganda. Memperbanyak interaksi dengan Al-Qur'an serta memperbanyak shadaqoh.Â
Bahkan orang-orang yang bukan Nabi ketika melihat Nabi dengan serius beribadah, mereka lebih serius lagi. Karena gambaran mereka adalah Nabi yang sudah dijamin surga saja begitu serius dalam menjalanan ibadahnya apalagi orang yang tidak dijamin masuk surga akan lebih berusaha untuk memperbanyak pahala di bulan yang mulia ini.
 Di bulan ini juga orang-orang berlomba untuk menjadi orang taqwa dihadapan Allah SWT. Karena orang yang taqwa sudahn dijaminkan surga yang tak bernilai dunia serta dipermudah selama hidupnya dan dilancarkan segala rezkinya.Â
Allah telah menyiapkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi untuk orang taqwa. Orang taqwa yang dimaksud bukan hanya meningkat taqwanya ketika awal puasa saja. Bahkan ketika hari pertam meningkat cara beribadahnya sudah memikirkan apa saja yang akan dilakukan selama bulan puasa. Bukan hanya awal puasa tapi penuh elama bualan puasa sampai bulan-bulan berikutnya dan bertemu lagi dengan bulan Ramadhan.Â
Di zama para sahabat, mereka menyambut bulan suci Ramadhan dengan memperbanyak ibadah di bulan Sya'ban. Khususnya ibadah puasa. Sebagai bekal mereka di bulan Ramadhan yang sangat dicintai.
 Banyak tradisi yang dilakukan umat muslim di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi yang berlaku bergantung pada adat dan daerahnya masing-masing. Kali ini kita akan membahas tradisi yang dilakukan di daerah saya. Tepatnya sepuluh hari sebelum Ramadhan atau tanggal 10 syawwal. Kegiatan yang dilakukan adalah khataman Al-Qur'an di masjid oleh ta'mir masjid dan remaja masjid. Pembagian juz pebacaan Al-Qur'an dilakukan oleh remaja masjid.
Setiap ta'mir dan remaja masjid akan mendapatkan bagian untuk membaca Al-qur'an juz demi juz sampai khatam. Di akhir acara khataman Al-Qur'an, dilanjutkan dengan acara tasyakuran. Biasanya, masyarakat setempat akan mendapatkan giliran untuk menyumbangkan sedikit makanan ke masjid yang kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membaca Al-Qur'an disana.Â
Malam-malam yang ramai dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an ini rutin dilakukan selama sepuluh hari itu sampai diumumkannya tanggal 1 Ramadhan. Para ta'mir, remaja masjid bahkan ibu-ibu muslimat rutin melakukan kegiatan ini untuk menyambut Bulan Ramadhan. Tadarus qur'an ini dimulai setelah shalat isya' dan berakhir pukul sepuluh malam.Â
Bukan hanya itu saja, sehari sebelum diumumkannya hilal tanda masuk bulan suci Ramadhan, masyarakat setempat juga melakukan nyekar jamaah atau menabur bunga di makam belakang masjid serta mendoakan orang-orang yang telah berpulang ke rahmatullah dan juga membersihkan area pemakaman.Â
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh masyarakat. Jadi mereka akan berangkat dari rumah masing-masing dan berkumpul di masjid sehabis shalat ashar dengan membawa bunga.Â
Kemudian berbondong-bonding menuju belakang masjid yang dijadikan makam umum dan makam keluarga tersebut dilanjutkan dengan membersihkan area sekitar makam selanjutnya doa yang biasa dipimpin oleh ketua ta'mir masjid dan diakhiri dengan menabur bunga di seluruh makam tersebut.Â
Masyaraka setempat slalu antusias dengan kegiatan ini. Tak jarang masyarakat juga memberikan nasi berkat ke tetangga-tetangga mereka yang sering disebut dengan punggahan. Biasanya setiap rumah akan memasak di pagi hari dan membagikannya di sore hari.Â
Hal ini dilakukan tiga hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Banyak juga orang yang menyumbangkan sedikit rezkinya kepada masjid. Ada yang berupa uang, makanan bahkan kendaraan.Â
Karena ketika bulan Ramadhan tiba, akan banyak acara yang diadakan di masjid. Seperti buka bersama, pengajian sebelum buka, kuliah subuh yang diadakan setiap harinya, tadarus setelah shalat terawih yang diadakan oleh remaja masjid.Â
Sepuluh hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, para remaja masjid akan membagikan takjil di depan masjid yang dilanjutkan dengan raat untuk memeriahkan acara takbir keliling. Mereka merencanakan supaya takbir keliling tahun ini akan menjadi takbir keliling yang mengesankan bukan hanya untuk mereka tapi juga untuk masyarakat setempat serta menyambung silaturahmi antar desa.Â
Karena di acara takbir keliling ini bukan hanya dari satu desa saja bahkan desa tetangga pun juga ikut memeriahkan acara ini. Anak-anak kecil juga diajak untuk berpartisipasi memeriahkan malam takbir keliling.Â
Mereka dikenalkan dengan dzikir-dzikir kepada Allah dengan cara yang mengasyikkan dan juga supaya mereka memahami bagaimana budaya yang dilakukan di daerah tempat tinggalnya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Remaja masjid di bebaskan untuk memegang acara takbir keliling ini. Ta'mir masjid hanya bertugas untuk memantau seberapa jauh persiapan yang telah dilakukan. Selebihnya ide dan kreatifitas bergantung pada remaja masjid itu sendiri untuk meningkatkan kreatifitas dan kepedulian remaja. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H