Mohon tunggu...
099_Alfaina Dica Putri Kumala
099_Alfaina Dica Putri Kumala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kesempatan tidak datang dua kali. maka manfaatkan kesempatan itu dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Permasalahan "Ternak Ikan Menggunakan Bioflok" di Tengah Pandemi Covid-19

10 September 2021   08:21 Diperbarui: 10 September 2021   08:52 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisa Permasalahan "Ternak Ikan Menggunakan Bioflok" di Tengah Pandemi Covid-19

            Yang dilakukan beliau setiap harinya untuk merawat ikan ini adalah pagi sekitar jam 7-8 memberi makan ikan nila. Sore sekiar jam 4-5 memberi makan untuk kedua kalinya. Jadi, dalam sehari beliau memberi makan ikan nila sebanyak dua kali. Mengecek kecukupan air didalam setiap kolamnya. Dan juga mengecek aerator. Adapun pengeluaran listrik yang digunakan  Rp. 150.000 setiap bulannya. Dan pakan membutuhkan 3 karung untuk 12 kolam selama satu bulan dengan harga pakan per karungnya sebesar Rp. 325.000. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pakan setiap bualannya adalah Rp. 975.000. Sedangkan biaya air yang digunakan beliau untuk mengisi kolan ikan ini cuma-cuma karena menggunakan pompa air.

            Selain kelebihan dari budidaya ikan nila ini, ada juga kelemahan dari penggunaan budidaya dengan teknik bioflok ini. Masalah utama biasanya ada di pengetahuan peternak pada pengetahuan budidaya bioflok ini yang masih kurang, sehingga budidaya dengan sistem bioflok tidak maksimal. Selain itu, sistem ini juga memerlukan alat khusus yaitu berupa aerator yang harus aktif setiap waktu. Jika sistem ini berhasil, akan menguntungkan peternak hingga 15 kali lipat dibandingkan dengan kolam biasa. Bahkan jika ikan tersebut mati sebanyak 3 persen akan tetap mendapatkan untung.

            Dalam memulai suatu usaha tidak ada yang instan langsung kaya. Akan tetapi, dirintis dari bawah. Dibangun dengan sungguh-sungguh, selalu mengoreksi apa yang salah, memperbaiki segala kekurangan dan mencari tahu bagaimana usaha itu berkembang diluar sana. Setelah kita tahu bagaimana mengembangkan bisnis tersebut, tugas kita adalah mengembagkan bisnis tersebut dan memperthankannya. Sesuatu yang kita bangun dengan sabar dan penuh ketekunan akan membuahkan hasil. Proses tidak akan menghianati hasil atau hasil tidak akan menghianati proses. Akan tetapi yang harus kita ingat bahwa dibalik itu semua ada yang sudah mengaturnya. Sekalipun kita sudah mengusakannya dengan semaksimal mungkin. Tugas kita hanyalah berusaha dan berdoa. Semua yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai takdir yang telah ditentukan-Nya.

             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun