Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya gizi optimal dan perilaku makan yang sehat dapat menyebabkan praktik makan yang tidak memadai, terutama pada anak-anak.
Lalu bagaimana solusi yang bisa kita lakukan untuk mengatasi stunting? berikut penjelasannya:
1. Penguatan Program gizi
Pemerintah perlu mengimplementasikan program gizi yang efektif focus pada pemantauan Kesehatan ibu selama kehamilan dan memberikan dukungan gizi bagi anak-anak pada fase kritis pertumbuhan.
2. Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih
Investasi dalam infrastruktur sanitasi yang lebih baik dan akses yang lebih luas terhadap air bersih akan membantu mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan kondisi Kesehatan anak-anak.
3. Pendidikan Gizi untuk Masyarakat
Kampanye edukasi yang terfokus pada pentingnya gizi optimal, pola makan sehat, dan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat dapat meningkatkan pengetahuan orangtua dan masyarakat secara umum.
4. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Program yang mendukung pemberdayaan ekonomi keluarga seperti pelatihan keterampilan dan bantuan keuangan dapat membantu keluarga keluar dari kemiskinan dan memberikan akses yang lebih baik ke sumber daya. Kolaborasi Antar-Sektor: Penanganan stunting memerlukan Kerjasama antara pemerintah sector swasta, dan organisasi non-pemerintah. Kolaborasi ini diperlukan untuk menciptakan pendekatan terpadu yang efektif.
Lalu bagaimana tanggapan MUI mengenai isu stunting ini menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. Amany Lubis Mencegah stunting adalah upaya menyelamatkan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa dari marabahaya (dlarar). Hal ini sejalan dengan perintah Allah dalam al-Quran, di mana Islam mengajarkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah dan harus mempersiapkan generasi yang kuat. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. Amany Lubis menjelaskan bahwa prinsip pencegahan stunting itu terdapat dalam al-Qur’an pada Surat an-Nisa’ ayat 9: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Media, 2022).