Mohon tunggu...
Dita Bella
Dita Bella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Tata Busana UPI 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Home Visit, Solusi Alternatif Menghadapi Problematika Pembelajaran Daring

5 Agustus 2021   22:50 Diperbarui: 5 Agustus 2021   23:07 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan (5/8). Sampai saat  ini Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Seluruh sektor di berbagai bidang mengalami perubahan yang luar biasa. 

Pada sektor pendidikan misalnya,  pendidik dan peserta didik 'dipaksa' bertransformasi untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena kita belum sepenuhnya siap. 

Banyak problema yang dihadapi, salah satunya adalah sulitnya peserta didik memahami pelajaran yang diberikan secara daring. Namun hal tersebut bisa diatasi, salah satunya melalui metode pembelajaran home visit. 

Penulis melakukan kegiatan home visit ini pada saat mengerjakan program KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik) UPI tahun 2021 di bidang pendidikan, dengan tema KKN Tematik Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada Masa Pandemi Covid-19. 

Kegiatan KKN ini dilakukan pada tanggal 5-30 Juli di UPT SD Negeri 064991 Asrama Widuri, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kabupaten Kota Medan, Sumatera Utara.

Home Visit Method merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan fungsi pembelajaran di masa pandemi. 

Untuk memaksimalkan monitoring kegiatan pembelajaran selama terjadinya pandemi adalah dengan melakukan kunjungan langsung untuk mengetahui proses aktivitas pembelajaran anak ketika di rumah. 

Proses pembelajaran dengan menggunakan home visit method ini dilakukan dengan cara membentuk siswa dalam kelompok belajar (3-5 orang), setiap kelompok belajar memperoleh pembagian hari untuk belajar bersama dan dalam satu hari guru hanya mendatangi satu kelompok belajar. 

Dabbagh dan Ritland menjelaskan, pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti. 

Kecenderungan  belajar  anak usia sekolah dasar khususnya, memiliki tiga ciri yaitu konkrit (nyata), integratif (menyeluruh), dan hierarkis (memerlukan urutan yang logis). 

Proses pembelajaran harus dirancang terlebih dahulu oleh guru, sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahapan perkembangan siswa. Hal lain yang harus dipahami, yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif. 

Dalam hal ini, guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulus respon agar siswa menyadari kejadian di sekitar lingkungannya. Siswa sekolah dasar masih banyak membutuhkan perhatian karena fokus konsentrasinya masih kurang, perhatian terhadap kecepatan dan aktivitas belajar juga masih kurang. 

Hal ini memerlukan kegigihan guru dalam menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efektif, apalagi dalam pembelajaran daring saat ini.

Dari hasil pengamatan dan wawancara melalui kegiatan KKN mengenai problematika pembelajaran daring, secara umum siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang diberikan secara daring, karena mereka memahaminya berdasarkan tafsiran atau sudut pandang mereka sendiri. 

Hal ini terbukti dari pengalaman di lapangan, banyak siswa yang meminta penjelasan lebih lanjut tentang materi atau tugas yang diberikan secara daring melalui chatting whatshapp atau menelepon langsung kepada guru. 

Selain itu, siswa juga memiliki kendala ketika bertanya lebih lanjut kepada guru mengenai tugas yang diberikan, mereka tidak langsung mendapat jawaban dengan cepat, dikarenakan kesibukan guru dengan aktivitas lainnya, sehingga tidak bisa langsung membalas pesan atau telepon dari siswa. 

Ditinjau dari sisi sosial psikologis, siswa juga mengakui bahwa mereka merasa kesepian dan rindu dengan teman-teman sekolahnya, sehingga ingin segera sekolah tatap muka seperti biasanya. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan orang tua siswa, sebagian Bbesar orang tua siswa mengalami kesulitan dalam membimbing anaknya ketika pembelajaran daring. 

Hal ini dikarenakan tidak adanya kontrol guru sebagai pengawas langsung yang disegani oleh siswa, sehingga ketika belajar di rumah mereka cenderung lebih santai, kurang serius, dan tidak sepenuhnya patuh terhadap perintah orang tuanya untuk belajar dengan baik. 

Beberapa orang tua juga mengalami kewalahan ketika harus membagi waktu antara pendampingan pembelajaran daring dengan pekerjaan rumah, maupun pekerjaan sesuai profesinya. 

Ditambah lagi sebagian besar orang tua siswa masih belum paham dengan pemaksimalan penggunaan teknologi dan aplikasi pembelajaran yang terbatas, juga belum mengizinkan anaknya memiliki smartphone sendiri, sehingga dapat menghambat perkembangan pembelajaran siswa.

Melalui kegiatan home visit, pendidik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik, dikarenakan siswa dapat lebih leluasa mencari jawaban dan bertanya dengan guru dari tugas yang diberikan. 

Selain itu siswa juga didampingi orang tua saat mengerjakan tugas. Hal ini membuat hasil belajar menjadi lebih maksimal. 

Kegiatan home visit juga berguna dalam memahami kondisi anak dan orang tua dalam melakukan proses pengajaran yang sesuai dengan kondisi anak. Hal itu untuk meningkatkan peforma hasil belajar siswa, juga menganalisis kesulitan belajar siswa.

Home visit menjadi salah satu tindakan dalam menerima data keterangan, berupa komitmen untuk menuntaskan berbagai kondisi siswa yang meliputi keadaan siswa  di rumah, sarana dan prasarana, jalinan siswa dengan anggota keluarga, kepribadian siswa dan peranan orang tua dalam memerhatikan perkembangan siswa (Amalia, 2016). 

Dengan adanya bimbingan yang diberikan guru saat home visit, menjadikan peserta didik lebih termotivasi menyelesaikan tugasnya dan mengerjakan dengan baik. Guru dapat mengambil peluang adanya home visit yaitu untuk mengetahui kemajuan setiap siswa selama belajar daring. Usaha ini dilaksanakan oleh guru untuk mewujudkan pembelajaran yang maksimal bagi peserta didik. 

Adanya interaksi dan timbal balik yang cukup dapat membantu guru untuk menghindari kesalahan dalam proses pengembangan potensi peserta didik di rumah. Proses pembelajaran daring menunjukkan dampak positif dan signifikan terkait adanya implementasi strategi home visit yang telah terselenggara (Nirmala & Haerul, 2021). 

Adanya home visit dapat memperuntukkan dampak yang menguntungkan baik langsung maupun tidak langsung, yang pada hakikatnya akan merujuk pada terwujudnya suatu pendidikan (Dwita & dkk, 2018). Eksistensi home visit dapat menunjang dunia pendidikan yang berperan mencari jalan keluar setiap kendala yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran. 

Perlu diperhatikan pula bahwa, dalam penyelenggaraan kegiatan home visit ini harus melalui pertimbangan dan persiapan yang matang, seperti bagaimana keadaan siswa dan guru yang berada di daerah zona hijau dan kuning Covid-19 menerapkan home visit method untuk daerah pinggiran dengan mobilitas penyebaran Covid-19 yang masih rendah dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan tentunya dilaksanakan berdasarkan instruksi surat edaran pemerintah daerah. 

Metode pembelajaran home visit juga dapat menjalin interaksi yang dinamis dan sinergis di antara pihak sekolah, orang tua siswa dan masyarakat, karena pendidikan merupakan suatu peranan penting dari kolaborasi antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari semua pihak agar terciptanya komitmen orang tua dengan guru dalam rangka memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Penulis : Dita Bella

DPL : Dr. Nina Sutresna, M.Pd.

Sumber :

Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi                                                             Pemecahannya. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 7 (4) pp.281-288

Atsani, L.G. (2020). Transformasi Media Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam  1( 1) pp 82-93 

Ibda, H. (2021). Hasil Belajar Siswa Saat Pandemi Covid-19 Melalui Home Visit Studi di MI Salafiyah Kranggan. At-Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 5 (1), pp 12-22.

Kawuryan, S. (2020). Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan Pembelajarannya. PPSD FIP UNY.

Sholeh, A. (2021). Implementasi Pendekatan Home Visit Upaya Mengatasi Problematika Pembelajaran Daring pada Siswa Sekolah Dasar Di Masa Pandemic Covid -- 19. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar  5 (1), pp 80-89 

Yosefa, A. (2021). Home Visit Method dalam Pembelajaran Luring di Masa Pandemi Covid-19 di MIN 3 Musi Rawas. Universitas Jambi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun