Mohon tunggu...
073 Nova Meiliza Sitepu
073 Nova Meiliza Sitepu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sumatera Utara

Mahasiswi Akuntansi Univeritas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Perbandingan Ekonomi terhadap Perdagangan Internasional

29 Agustus 2021   21:59 Diperbarui: 29 Agustus 2021   22:16 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dalam ekspor Indonesia memiliki spesialisasi terhadap 10 jenis barang/produk utama menurut Kementrian Perdagangan yaitu udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), alas kaki, elektronika, komponen kendaraan bermotor, dan furniture. 

Pemerintah Indonesia juga terus mengembangkan produk Indonesia agar dapat diekspor ke luar negara. Pemerintah Indonesia juga membuat kebijakan-kebijakan yang sedemikian rupa dalam ekspor dan impor. Ada kebijakan Pengembangan atau promosi ekspor dan kebijakan Proteksi atau impor. 

Kebijakan Pengembangan antara lain pembebasan atau keringanan pajak ekspor dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir. Kebijakan Impor Proteksi ini bertujuan melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang-barang impor dengan diterapkan berbagai instrument seperti bea masuk. 

Ekonomi Indonesia pun termasuk stabil walaupun saat pandemi Covid-19 melanda, sehingga harga ekpor dan bea impor tetap stabil. Hal ini juga meningkatkan negara-negara lain melakukan ekspor dan impor dengan Indonesia.

India juga melakukan perdagangan internasional. India melakukan ekspor dan impor ke semua belahan benua di dunia Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Australia, kecuali Antartika. 

Beberapa produk ekspor dari India, yaitu minyak dan preparat sedang (tidak mengandung biodiesel), berlian, minyak ringan dan olahannya, perhiasan dan bagiannya, obat-obatan, beras, udang dan udang beku, daging hewan sapi beku tanpa tulang, mobil dan kendaraan bermotor, dan aluminium. India mengimpor beberapa produk, yaitu bahan bakar mineral termasuk minyak, mesin listrik, permata, komputer, bahan kimia organik, plastik, minyak nabati (sawit), peralatan medis, besi dan baja, dan pupuk. 

Pemerintah India juga tentunya memiliki regulasi untuk perdagangan internasionalnya. Namun, semenjak varian Covid-19, yaitu delta, ekonomi India sedikit menurun karena aktivitas ekonomi sedikit terganggu. Hal ini menjadi ke khawatiran bagi negara ekportir dan importir untuk India.

India dan Indonesia menjalin kerja sama yang baik dalam perdagangan internasional. Selama 8 tahun Indonesia menjadi salah satu pengekspor sawit terbesar untuk India. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor minyak kelapa sawit terbesar ke India sebanyak 7.325.100 ton pada tahun 2017. 

India bukannya tidak memiliki minyak kelapa sawit sendiri, namun India tidak menjadikan produk minyak kelapa sawit sebagai spesialisasi, sehingga India mencari negara dengan membandingkan negara-negara lain yang menurut mereka sesuai untuk memenuhi kebutuhan minyak kelapa sawit di negara mereka. India pun memilih Indonesia untuk menjadi salah satu negara yang mengekspor minyak kelapa sawit ke negara mereka.

Begitu juga dengan Indonesia, Indonesia mengimpor beras dari India. Selama 20 tahun Indonesia mengimpor beras dari India. Bahkan di tahun 2002, Indonesia mengimpor beras sebanyak 405.032,2 ton beras. Indonesia juga dapat menghasilkan beras sendiri tetapi produksi beras yang dilakukan Indonesia belum mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri sehingga Indonesia pun masih terus melakukan impor beras dari negara lain. 

Sehingga Indonesia mengekspor minyak kelapa sawit ke India dan pendapatan yang diterima nantinya akan masuk ke kas negara dan digunakan untuk mengimpor beras dari India. Sama halnya dengan India dalam melakukan ekspor beras nya ke Indonesia untuk dapat membeli minyak kelapa sawit dari Indonesia dan menambah kas negara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun