Mohon tunggu...
073 Nova Meiliza Sitepu
073 Nova Meiliza Sitepu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sumatera Utara

Mahasiswi Akuntansi Univeritas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Perbandingan Ekonomi terhadap Perdagangan Internasional

29 Agustus 2021   21:59 Diperbarui: 29 Agustus 2021   22:16 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi setiap negara itu berbeda. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi dalam perkembangannya tidak pernah stabil, kadang mengalami kenaikan dan adakalanya mengalami penurunan sehingga berpengaruh kepada aktivitas ekonomi secara keseluruhan. 

Kemakmuran yang tengah dinikmati terkadang bisa diikuti pula oleh kepanikan atau kehancuran dimasa berikutnya. Semua negara mengalami hal tersebut dan mengakibatkan ekonomi di semua negara berbeda. 

Menurut pandangan klasik, ekonomi yang berbeda di setiap negara juga dipengaruhi empat faktor pertumbuhan ekonomi, yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Pembentukan Modal, Teknologi yang berbeda di setiap negara.

Negara terus memandang pertumbuhan ekonomi sebagai sasaran sentral kebijakan, karena pertumbuhan ekonomi adalah satu-satunya faktor paling penting untuk keberhasilan negara dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi. 

Bila juga dibandingkan dengan perekonomian tahun 1700-an, perekonomian dewasa ini sangat tergantung pada spesialisasi individu dan perusahaan, yang dihubungkan oleh suatu jaringan perdagangan yang luas. Yang artinya, bahwa pemerintah harus mengembangkan suatu spesialisasi dalam negaranya untuk perdagangan yang luas atau perdagangan internasional dengan bekerja sama dengan individu serta perusahaan di negara masing-masing.

Perdagangan internasional ini melibatkan impor dan ekspor. Dalam perdagangan internasional melakukan spesialisasi dapat meningkatkan produktivitas dan standard kehidupan yang berarti bahwa dalam suatu proses negara akan ekspor dan pihak lain impor atau sebaliknya sebagai suatu proses. 

Tidak mungkin suatu negara hanya melakukan ekspor ataupun hanya melakukan impor, karena negara membiayai impor dari hasil ekspor. 

Melakukan spesialisasi dengan tingkat produktivitas tinggi berarti suatu negara lebih unggul dibandingkan negara lain untuk menghasilkan produk yang sama dan akhirnya dapat dipetik manfaat. 

Inilah seberapa besar manfaat saat beberapa negara dibandingkan, karena dapat diketahui spesialisasi apa yang negara itu miliki, sehingga negara lain mengetahui apakah mereka akan melakukan ekspor atau impor pada negara itu. Contoh negara yang dapat kita bandingkan ialah Indonesia dan India.

Indonesia juga melakukan perdagangan internasional, yaitu ekspor dan impor. Bukan hanya pada negara-negara di Asia saja, namun Indonesia melakukan ekpor dan impor ke negara-negara di Amerika, Eropa, Afrika dan Australia. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor dan mengimpor semua jenis cakupan komoditas (produk), kecuali 6 jenis barang tertentu yang dapat kita lihat didalam web resmi Badan Pusat Statistik (BPS). 

Namun, dalam ekspor Indonesia memiliki spesialisasi terhadap 10 jenis barang/produk utama menurut Kementrian Perdagangan yaitu udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), alas kaki, elektronika, komponen kendaraan bermotor, dan furniture. 

Pemerintah Indonesia juga terus mengembangkan produk Indonesia agar dapat diekspor ke luar negara. Pemerintah Indonesia juga membuat kebijakan-kebijakan yang sedemikian rupa dalam ekspor dan impor. Ada kebijakan Pengembangan atau promosi ekspor dan kebijakan Proteksi atau impor. 

Kebijakan Pengembangan antara lain pembebasan atau keringanan pajak ekspor dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir. Kebijakan Impor Proteksi ini bertujuan melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang-barang impor dengan diterapkan berbagai instrument seperti bea masuk. 

Ekonomi Indonesia pun termasuk stabil walaupun saat pandemi Covid-19 melanda, sehingga harga ekpor dan bea impor tetap stabil. Hal ini juga meningkatkan negara-negara lain melakukan ekspor dan impor dengan Indonesia.

India juga melakukan perdagangan internasional. India melakukan ekspor dan impor ke semua belahan benua di dunia Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Australia, kecuali Antartika. 

Beberapa produk ekspor dari India, yaitu minyak dan preparat sedang (tidak mengandung biodiesel), berlian, minyak ringan dan olahannya, perhiasan dan bagiannya, obat-obatan, beras, udang dan udang beku, daging hewan sapi beku tanpa tulang, mobil dan kendaraan bermotor, dan aluminium. India mengimpor beberapa produk, yaitu bahan bakar mineral termasuk minyak, mesin listrik, permata, komputer, bahan kimia organik, plastik, minyak nabati (sawit), peralatan medis, besi dan baja, dan pupuk. 

Pemerintah India juga tentunya memiliki regulasi untuk perdagangan internasionalnya. Namun, semenjak varian Covid-19, yaitu delta, ekonomi India sedikit menurun karena aktivitas ekonomi sedikit terganggu. Hal ini menjadi ke khawatiran bagi negara ekportir dan importir untuk India.

India dan Indonesia menjalin kerja sama yang baik dalam perdagangan internasional. Selama 8 tahun Indonesia menjadi salah satu pengekspor sawit terbesar untuk India. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor minyak kelapa sawit terbesar ke India sebanyak 7.325.100 ton pada tahun 2017. 

India bukannya tidak memiliki minyak kelapa sawit sendiri, namun India tidak menjadikan produk minyak kelapa sawit sebagai spesialisasi, sehingga India mencari negara dengan membandingkan negara-negara lain yang menurut mereka sesuai untuk memenuhi kebutuhan minyak kelapa sawit di negara mereka. India pun memilih Indonesia untuk menjadi salah satu negara yang mengekspor minyak kelapa sawit ke negara mereka.

Begitu juga dengan Indonesia, Indonesia mengimpor beras dari India. Selama 20 tahun Indonesia mengimpor beras dari India. Bahkan di tahun 2002, Indonesia mengimpor beras sebanyak 405.032,2 ton beras. Indonesia juga dapat menghasilkan beras sendiri tetapi produksi beras yang dilakukan Indonesia belum mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri sehingga Indonesia pun masih terus melakukan impor beras dari negara lain. 

Sehingga Indonesia mengekspor minyak kelapa sawit ke India dan pendapatan yang diterima nantinya akan masuk ke kas negara dan digunakan untuk mengimpor beras dari India. Sama halnya dengan India dalam melakukan ekspor beras nya ke Indonesia untuk dapat membeli minyak kelapa sawit dari Indonesia dan menambah kas negara mereka.

Hubungan perdagangan internasional yang telah dilakukan India dan Indonesia juga dapat berjalan dengan baik karena ekonomi kedua nya berjalan dengan baik. Indonesia memilih India untuk melakukan perdagangan internasional juga pastinya telah membandingkan ekonomi India dengan negara lain dalam ekspor minyak kelapa sawit dan juga ekspor beras. 

Karena jika ekonomi India baik atau meningkat maka ekspor Indonesia kepada India juga akan meningkat karena permintaan ekspor Indonesia akan banyak di India. India juga melakukan hal yang sama India telah melihat dan membandingkan dengan negara lain bahwa Indonesia ekonominya baik atau meningkat, karena jika ekonomi Indonesia baik harga impor minyak kelapa sawit akan murah.

Indonesia dapat mengimpor beras ke India karena ekonomi Indonesia baik. Begitu halnya dengan India, India tetap menjalankan impornya dari Indonesia, karena mereka juga melihat ekonomi Indonesia baik.

Dari contoh Indonesia dan India kita dapat mengetahui manfaat perbandingan ekonomi. Perbandingan ekonomi dapat membantu negara-negara tersebut dalam melakukan perdagangan internasional. Negara-negara di dunia dapat memilih dan menyesuaikan negara yang akan mereka ajak kerja sama dalam ekspor dan impor. Kita juga dapat pelajaran bahwa perbandingan tidak selalu memberikan nilai negatif tetapi dapat juga memberikan nilai positif asal kita melakukan perbandingan itu untuk hal yang positif juga.

Daftar Pustaka

ASTRIANI, Novia. Determinan Impor Beras 5 Negara Utama (Vietnam, Thailand, China, India, dan Pakistan) Ke Indonesia. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sosial Sains, [S.l.], v. 1, n. 01, june 2021. Available at: . Date accessed: 27 aug. 2021.

https://simmygroup2.blogspot.com/2019/03/kebijakan-perdagangan-luar-negeri.html?m=1

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Produk Unggulan Indonesia. http://ppei.kemendag.go.id/produk-unggulan-indonesia/. Date accessed: 27 aug. 2021.

Misterexportir. Potensi Komoditas Ekspor Impor India di Jenjang Dunia, Lengkap! https://misterexportir.com/komoditas-ekspor-impor-india/#10_Komoditas_Ekspor_India_Terbesar_Kamu_Sudah_Tahu. Date accessed: 28 aug. 2021.

Nasution, Syahrir Hakim dan Rakhmat Sumanjaya. 2019. Teori Ekonomi Makro, cetakan ke-5, USU Press: Medan.

Samuelson, Paul dan Nordhaus, William. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Edisi Tujuh Belas, PT Media Global Edukasi: Jakarta.

Workman, Daniel. India's Top 10 Imports. https://www.worldstopexports.com/indias-top-10-imports/  Date accessed: 28 aug. 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun