Kerugian bagi dirinya sudah dapat dipastikan, namun senyuman keceriaan terus terlegitimasi dalam dirinya. Sebuah rasa bangga bagi diri penulis, seorang Aok mampu menjadi inspirasi bagi tim sukses nantinya dalam upaya meraih dukungan. Kekuatan, kekuasaan, maupun materil yang besar, ternyata tak bisa mempengaruhi seorang Aok pedagang kecil dalam menentukan pilihannya. Apa lagi selama ini beredar isu SARA.
Apa yang Aok lakukan, menjadi sebuah pembelajaran bagi kita semua terutama kandidat lainnya yang ingin menjadi pemimpin dinegeri ini, kedekatan dan mengefektifkan komunikasi merupakan cara yang murah dalam meraih simpatik pemilih.
Selama pilkada berlangsung, terlihat bagaimana jago yang dicalonkan Mahfud ini meraih simpatik pemilih. Kesederhanaan, tampil apa adanya menjadi modal utama. Penulis patut mengaris bawahi dibalik kesangaran wajah Aok, ternyata dirinya tak berbeda jauh dengan apa yang dimiliki Jokowi, rasa santun terhadap orang tua menjadi bagian dari dirinya.
Aok selama ini yang dikenal dengan kemanjaan terhadap ibunya, ternyata mampu mengemparkan warga Gelora pada khususnya dengan gebrakan jus kotak-kotak. Dirinya tak memerlukan media untuk berkampanye, tak ada namanya rapat secara formil selama pilkada berlangsung, tak ada iming-iming dalam bentuk apapun, tak ada janji manis yang diucapkan. Aok hanya tampil apa adanya dalam meraih dukungan terhadap wali kota Solo.
Langkah yang ditempuh Aok dan Jokowi terbukti mampu mematahkan kekuatan besar selama pilkada berlangsung. Rasa bangga yang tak terhingga penulis apresiasikan terhadap Aok yang mampu menjadi panutan relawan dan simpatisan jus kotak, semoga apa yang Aok impikan bersama tim relawan dan simpatisan jus kotak, menjadikan Jakarta lebih baik dapat di wujudkan Jokowi dalam memimpin Jakarta lima tahun kedepan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H