Pelestarian budaya saat ini menghadapi tantangan yang kompleks akibat pergeseran nilai dan preferensi di kalangan Gen Alpha. Dengan semakin dominannya budaya luar, generasi muda lebih cenderung mengadopsi elemen budaya asing yang dianggap lebih menarik dan relevan, sehingga tradisi dengan makna yang dalam dianggap kuno dan kurang menarik. Akibatnya, banyak budaya tradisi yang berisiko punah jika tidak diadaptasi menjadi lebih modern.
 Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi komunitas untuk menentukan solusi yang inovatif dalam menyampaikan tradisi agar tetap relevan dengan gaya hidup era modern, tetapi tetap menghormati dan mempertahankan esensi dari tradisi budaya yang telah ada. Kolaborasi antar generasi dan dukungan yang kuat dari masyarakat dapat menjadi kunci keberhasilan untuk memastikan keberlangsungan dan pelestarian budaya di tengah perubahan zaman.
Kesimpulan
 Pelestarian budaya di era modern menghadapi berbagai tantangan, terutama di kalangan Generasi Alpha. Minat terhadap tradisi lokal sering kali menurun seiring dengan dominannya pengaruh budaya luar melalui media sosial dan teknologi, sehingga praktik budaya yang dulunya esensial kini dianggap beban oleh generasi muda. Ini menciptakan kesenjangan antara generasi tua dan muda, di mana nilai-nilai tradisional dianggap tidak relevan. Meskipun demikian, pelestarian budaya masih mungkin dilakukan dengan pendekatan inovatif dan kolaborasi antar generasi, menjaga budaya tetap hidup dan berfungsi sebagai identitas kolektif tanpa kehilangan esensinya di tengah perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H