Mohon tunggu...
Slavina
Slavina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya seorang mahasiswa yang suka menulis topik yang berkaitan dengan beauty dan fashion

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Menjadi Beban? Gen Alpha Lebih Pilih Budaya Praktis

20 November 2024   15:03 Diperbarui: 20 November 2024   15:08 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gen Alpha merupakan istilah yang merujuk pada orang-orang yang lahir di sepanjang abad ke-21, yaitu sekitar tahun 2010 hingga 2025. Mereka tumbuh dalam era teknologi yang sedang berkembang pesat. Di tengah perubahan ini, mereka menjadi generasi yang lebih memprioritaskan kesenangan, kenyamanan serta kepraktisan dalam banyak aspek kehidupan, salah satunya termasuk pada kehidupan berbudaya dan tradisi. Dalam konteks ini, mulai bermunculan pertanyaan seperti "Apakah nilai-nilai tradisi masih relevan bagi Generasi Alpha, atau justru dianggap kurang praktis bagi mereka dalam era teknologi yang serba cepat dan praktis?".

Kemajuan Teknologi dan Perubahan Pola Pikir

 Gen Alpha dibesarkan dalam suatu lingkungan yang dikuasai oleh internet, media sosial, dan gadget. Mereka lebih akrab dengan gaya hidup yang lebih cepat dan praktis. Akibatnya, pandangan mereka terhadap tradisi sering kali dipengaruhi oleh pemikiran bahwa tradisi dapat menghambat waktu serta kurang relevan dengan kehidupan masa kini yang sudah berbasis teknologi.

 Akan tetapi, menurut sebagian besar masyarakat, tradisi memiliki makna yang mendalam dan berfungsi sebagai identitas budaya dan penghubung antar generasi. Namun, bagi Gen Alpha, beebrapa tradisi mungkin terkesan kuno atau tidak sesuai dengan gaya hidup mereka yang cenderung lebih terkesan praktis. Misalnya, tradisi yang melibatkan upacara panjang dan rumit yang menghabiskan banyak waktu sering kali dilihat sebagai suatu kegiatan yang kurang bermanfaat serta tidak sejalan dengan gaya hidup yang serba instan dan digital.

Budaya Luar yang Lebih Menarik

Di era modern ini, sudah banyak budaya luar yang muncul, menawarkan daya tarik dan kepraktisan yang lebih dibandingkan dengan budaya tradisi yang kuno. Generasi Alpha juga seing kali terpapar pada budaya luar melalui media sosial dan platform streaming. Budaya pop dari negara-negara, seperti Korea Selatan dan Jepang yang mencakup musik, film, dan gaya berpakaian.

Sifat globalisasi membuat Gen Alpha lebih mudah mengadopsi elemen budaya luar yang mereka anggap menarik. Misalnya, mereka lebih suka mengikuti tren gaya hidup yang terinspirasi oleh budaya luar, seperti gaya berpakaian yang popular di media sosial, ketimbang mengikuti cara berpakaian tradisi local yang dianggap kuno. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Alpha lebih memilih budaya yang lebih dinamis dan terus berkembang.

Perbedaan Pandangan Antar Generasi

 Perbedaan pandangan ini kadang memicu konflik antar generasi. Bagi orang tua, melestarikan tradisi merupakan suatu langkah penting untuk menjaga identitas budaya dan warisan yang sudah ada sejak lama. Tradisi ini dianggap memiliki nilai-nilai yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya. Namun, Gen Alpha melihat tradisi ini sebagai sesuatu yang mungkin kurang sesuai dengan kehidupan modern yang mereka jalani.

 Dalam hal perayaan keagamaan, Gen Alpha lebih cenderung memilih alternative yang lebih praktis dan sesuai dengan gaya hidup mereka. Mereka mungkin akan menghindari upacara panjang dan memilih untuk merayakan momen penting dengan cara yang lebih sederhana dan inovatif. Misalnya, menggunakan teknologi untuk merayakan dan berbagi momen spesial dengan teman dan keluarga secara virtual. Oleh karena itu, hal ini menciptakan jurang pemahaman antara kedua generasi, di mana orang tua merasa tradisi harus dihormati, sementara Gen Alpha berupaya menemukan cara baru untuk merayakan yang lebih sesuai dengan nilai dan gaya hidup mereka.

Tantangan dan Solusi Terhadap Pelestarian Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun