Mohon tunggu...
067_REZA SALSABILA
067_REZA SALSABILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - follow ur dream.

you'll never get what you want if you'll always let people step all over you -plankton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Bahan Kemasan Daun Tanaman untuk Produk Olahan Hasil Perikanan di Indonesia

8 November 2022   22:34 Diperbarui: 8 November 2022   22:57 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shopee.co.id/queenshopmadiun

Penggunaan daun sebagai bahan kemasan tradisional sudah lazim dipakai di seluruh masyarakat Indonesia, selain murah dan praktis cara pemakaiannya, daun ini juga masih mudah didapat, akan tetapi kemasan daun ini bukan merupakan kemasan yang bersifat representatif, sehingga  pada saat penanganannya harus ekstra hati-hati.

Kemasan tradisonal dari bahan daun tanaman yang umumnya digunakan untuk mengemas produk olahan perikanan adalah daun pisang, daun jati, daun bambu dan daun semprong.  Berikut akan dijelaskan penggunaan jenis-jenis daun tersebut dalam penggunaan sebagain bahan kemasan untuk produk olahan hasil perikanan. 

Daun Pisang

Pisang merupakan tumbuhan herba yang dapat ditemukan di kebun dan pekarangan/halaman rumah. Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus atau alas makanan dapat ikut dimasak atau dikukus bersama dengan makanan dapat ditentukan berdasarkan jenis makanannya. 

Makanan yang dibungkus daun pisang lalu dikukus akan memberikan citarasa kelezatan alami dan menimbulkan bau harum pada makanan.

Sumber: liputan6.com
Sumber: liputan6.com
Gambar 1. Daun Pisang


Cara penggunaannya sebelum digunakan untuk membungkus makanan, terlebih dahulu daun pisang dipanggang diatas bara api agar tidak mudah sobek dan mudah dilipat, lalu diusap dengan kain. Bagian daun yang dipakai sebagai pembungkus atau alas adalah daun hijau tua karena memiliki serat yang lebih kuat (Rini et al., 2017). 

Menurut Lestari (2015), daun pisang layu cocok digunakan untuk kemasan makanan tradisional dengan teknik pengemasan pincuk dan bungkus. Hal tersebut karena daun pisang layu memiliki karakteristik ketahanan lipat dan ketahanan sobek sejajar arah serat yang baik yaitu berturut-turut sekitar 10,14 dan 75 gramforce.

Penelitian mengenai flavor daun pisang masih minim namun dari penelitian Sahaa et al., (2013) ini dapat diketahui bahwa ekstrak daun pisang mengandung asam galat yang merupakan tipe dari katekin. Katekin termasuk dalam golongan polifenol dan merupakan salah satu senyawa sumber penghasil aroma. 

Penelitian lainnya yaitu Mastuti dan Handayani (2014) telah mengidentifikasi senyawa kimia daun pisang dengan pelarut ethyl asetat, menunjukkan bahwa daun pisang mengandung senyawa kimia 2-Methoxy-4-vinylphenol, Phytol, 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-ethylhexyl) ester, Vanillin dan E- 15-Heptadecenal. 

Sedangkan senyawa Phenol, 2,4-bis(1,1-dimethylethyl) dan Alloaromadendren hanya terdapat pada daun pisang ambon. Ketujuh senyawa tersebut diduga berperan terhadap aroma yang dihasilkan oleh daun pisang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun