Mohon tunggu...
061 Rifqi Nazahah
061 Rifqi Nazahah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Mahasiswa Psikologi UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mendidik Anak: Tugas Orangtua atau Guru?

17 Desember 2022   17:47 Diperbarui: 17 Desember 2022   18:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendidik Anak: Tugas Orang tua atau Guru?

 

(M.Ali Shodiqin & Rifqi Nazahah Noor)

 

Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam kemajuan sebuah negara. Hal ini dibuktikan dengan adanya berita yang dilansir dari situs I Can Education Consultant yaitu  Human Development Index PBB tahun 2008 menyatakan bahwa Selandia Baru , Denmark, Finlandia, dan Australia menempati peringkat tertinggi. salah satu kunci suksesnya karena di negara-negara tersebut terdapat pendidikan wajib yang diberikan secara gratis untuk anak usia 6-16 tahun. 

Di kalangan masyarakat, tidak sedikit orang tua yang menganggap bahwa ketika anak sudah masuk sekolah, maka yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak adalah guru. Orang tua hanya menegtahui bahwa anak mereka telah mendapatkan pembelajaran yang baik di sekolah. Orang tua juga hanya akan mempedulikan saat anaknya berprestasi dan mendapat nilai yang bagus di kelas. Mereka tentu akan membangga-banggakan anaknya yang berprestasi di kelas. Akan tetapi ketika anaknya bermasalah dan dianggap nakal, siapa yang paling disalahkan? Mayoritas orang tua akan menuntut dan menyalahkan gurunya.

Dewasa ini, orang tua telah disadarkan akan sulitnya mendidik anak. Selama pandemi covid-19, orang tua dituntut untuk membimbing tugas anak di sekolah. Memang inilah kenyataan yang perlu disadari oleh setiap masyarakat. Betapa berat beban seorang guru untuk mendidik anak tanpa ada dukungan yang baik dari pihak orang tua. Pada dasarnya, pendidikan merupakan tugas orang tua. John Locke mengemukakan, keluarga merupakan tempat pertama dimana individu mulai belajar. 

Melalui konsep "tabula rasa", John Locke menjelaskan, seorang anak diibaratkan kertas yang masih kosong yang harus diisi oleh orang tua. Orang tua bisa melakukan pengasuhan dan pengawasan untuk membentuk kepribadian sang anak (Syahraeni, 2015). Orang tua memberikan peran yang cukup besar ketika anak memasuki usia 3-5 tahun. Pada dasarnya anak itu lemah dalam memahami dirinya, maka orang tualah yang memelihara dan menguatkan anak baik dalam karakter, spiritual maupun pendidikan anak. (Syahraeni, 2015).

Kontribusi orang tua dalam pendidikan anaknya merupakan komponen yang sangat fundamental terhadap kesuksesan belajar anak. Namun tidak sedikit orang tua yang sadar akan pentingnya posisi mereka dalam dunia pendidikan anak. Orang tua yang kurang perhatian terhadap pendidikan anaknya disebabkan banyak faktor, seperti terlalu sibuk dengan urusanya sendiri, tidak paham cara mendidik anak dan masih banyak lagi (Fane & Sugito, 2019). Padahal orang tua menjadi tali pengendali yang utama ketika anak memainkan peran nantinya. 

Orang tua yang paham akan pengasuhan anak, pasti akan memperhatikan pendidikan anaknya (Syahraeni, 2015). Beberapa hal yang menjadi tanggung jawab orang tua terhadap anaknya menurut Fane & Sugito (2019) adalah sebagai berikut: (1) memelihara dan membesarkannya; (2) melindungi dan menjamin kesehatannya; (3) mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan; (4) menuntun akan akan kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun