Mohon tunggu...
David Edison
David Edison Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Public Speaker

Alumnus STF Driyarkara Jakarta, Graduate 2014. Tertarik dengan masalah humanitas karena manusia pada kenyataan asalinya merupakan Subjek pada dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerahiman Allah Memerdekakan

14 April 2016   14:02 Diperbarui: 14 April 2016   14:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bdk. Mat. 5:45)

 

            Pembaca yang budiman, seringkali bertindak demi menyenangkan diri sendiri. Dendam. Balas dendam. Kita juga menghitung-hitung kebaikan kita dan kejelekan orang lain. Kadang kita juga menginginkan agar orang lain bertindak sesuai dengan keinginan kita. Lebih dari itu semua, kita ingin terlihat suci dihadapan Tuhan dan sesama!

            Pastilah kita tergugah atau bahkan malu ketika menyadari bahwa Tuhan bertindak berbeda dari yang kita pikirkan atau lakukan. Tuhan selalu mengampuni dosa kita. Tuhan selalu hadir dalam setiap pergulatan hati kita. Tuhan mengasihi semua orang entah baik atau jahat. Tuhan mencintai kita dan orang-orang lain apa adanya.

            Kita patut gembira dengan kesadaran baru akan kasih Allah yang tidak bersyarat ini dan mengundang kita untukmengalami kerahiman Allah itu dan menghidupi kerahiman itu dalam cara hidup dan bertindak kita. Dengan  kata lain, kita diundang untuk bertobat. Kita diundang untuk mengubah cara pandang, sikap, dan tindakan kita.

                       

Kerahiman Allah Membebaskan

            Secara ringkas, tema “ Kerahiman Allah membebaskan” diterjemahkan sebagai undangan bagi kita semua untuk mengalami besar, luas, dan dalamnya kasih Allah bagi kita. Allah tidak memperhitungkan satu persatu kesalahan kita melainkan menggendong kita menuju jalan pertobatan. Allah mengundang kita untuk memaafkan diri kita sendiri, orang-orang yang kita benci dan kasihi, dan dunia secara keseluruhan.

Kita diajak untuk menjadi orang-orang merdeka karena kita mampu mengampuni dan mencintai tanpa mengharapkan balasan. Kita menjadi orang-orang merdeka karena kita menyadari diri kita sebagai anak-anak Allah. Terutama kita menjadi merdeka karena kita memperlakukan orang lain sebagaimana Allah memperlakukan kita.  Dengan cara pandang dan bertindak seperti kerahiman Allah, kita saling membebaskan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun