Mohon tunggu...
David Edison
David Edison Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Public Speaker

Alumnus STF Driyarkara Jakarta, Graduate 2014. Tertarik dengan masalah humanitas karena manusia pada kenyataan asalinya merupakan Subjek pada dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pluralisme Keagamaan di Indonesia: Sebuah Tinjauan Kritis

28 Mei 2013   11:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 6635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[10] Azra, An Islamic Perspective, p. 231.

[11] Tentang Maroko dan Indonesia diambil dariSwidler, Freedom of Religion and Dialogue, p. 26-27

[12] Azra, An Islamic Perspective, p. 233-234.

[13] Bagian tentang ateisme disadur dariSalim Osman, “Is Atheism, like Communism, Illegal in Indonesia?” in Jakarta Post, Friday, February 10, 2012 (halaman tidak tercantum).

[14] Francisia SSE Seda, Menuju Gereja yang Makin Mengindonesia: Suatu Perspektif Sosiologis (Diktat kuliah Sosiologi Agama, 2012), hlm, 4.

[15] E.C. Cuff, W.W. Sharrock, and D.W. Francis, Perspectives in Sosiology, (Fourth Edition, London: Routledge,1998), p. 77.

[16] Swidler, Freedom of Religion and Dialogue, p.16.

[17] K.S. Nathan, “CONCLUSION: Globalization and the Post-9/11 Era: Problems and Prospects for Multi-Religious Coexistence and Cooperation in Southeast Asia, Europe, and America,” in Religious Pluralism in Democratic Societies: Challenges and Prospect for Southeast Asia, Europe, and the United States in the New Millenium, edited by K.S. Nathan,Singapore: Religious Pluralism in Democratic Societies: Challenges and Prospect for Southeast Asia, Europe, and the United States in the New Millenium Konrad-Adenauer- Stiftung (KAS), 2010, p. 285

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun