Mohon tunggu...
Antonia Cemara
Antonia Cemara Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gara-gara Telat

28 Januari 2024   14:12 Diperbarui: 29 Januari 2024   21:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                     Ajakan untuk berdoa mulai terdengar dari dalam kelas. Suasana kelas menjadi sunyi senyap. Hati kami hanya tertuju pada Tuhan Yang Maha Esa. Alunan melodi "Indonesia Raya" pun mulai bergemuruh di setiap sudut ruang kelas. Tiada hentinya kami bernyanyi dengan penuh semangat.

Selesai menyanyikan lagu "Indonesia Raya" , Bu Dina menanyakan kepada teman-teman,“Ini siapa saja ya yang belum masuk ke dalam kelas? kok sepertinya ada yang kurang,”.

 Di sela-sela Bu Dina bertanya kepada anak-anak, datanglah Atur dan Radya yang telat masuk ke dalam kelas. 

“Kalian habis dari mana saja, kok bisa telat datang ke kelas?” tanya Bu Dina. 

Atur dan Radya pun menjawab “Habis dari toilet, Bu”. 

“Halah banyak alasan kalian, kenapa setiap habis berdoa kalian sering pergi ke toilet terus? Dan emangnya kalian berdoa selalu di toilet terus?” ujar Bu Dina. 

“Eeenggak, Bu,” jawab Atur dengan wajah yang tegang. 

“Ya sudah kalau gitu kalian duduk di luar dulu dan jangan berisik di luar!” minta Bu Dina. 

“Baik Bu,” ujar Atur dan Radya.

                   Radya dan Atur pun keluar dari kelas. Mereka hanya bisa melihat apa yang dilakukan dan mendengarkan suara Bu Dina dari depan jendela kelas.

“Oke nak, sekarang di sini mengapa Bu Dina meminta kalian untuk membuat lingkaran besar, karena Bu Dina ingin tahu bagaimana sih perasaan positif dan negatif kalian selama proses latihan untuk kegiatan yang akan kita tampilkan saat hari H besok?” tanya Bu Dina, “Dan kalian dapat menjawabnya dengan cara menepuk pundak teman sampingnya misalnya aku merasa capek terus teman sebelahnya juga menjawab aku juga merasa capek aku bingung dan seterusnya, paham? ” ujar Bu Dina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun