Apakah AI dapat mencapai tingkat kesadaran seperti manusia? Beberapa ahli AI optimistis sementara yang lain skeptis. Salah satu tantangan utama adalah hard problem of consciousness (masalah sulit kesadaran), yaitu bagaimana menjelaskan munculnya pengalaman subjektif dari proses fisik di otak.
Kebebasan yang Terkoding
Eksistensialisme menekankan kebebasan sebagai eksistensi manusia. Jean-Paul Sartre menyatakan bahwa "manusia dikutuk untuk bebas." Kita memilih siapa kita dan bagaimana kita hidup. Kebebasan ini membawa tanggung jawab, karena kita bertanggung jawab penuh atas pilihan kita.
Bagaimana dengan AI? Apakah AI memiliki kebebasan? AI beroperasi berdasarkan algoritma dan data yang diberikan kepadanya. Meskipun AI dapat belajar dan beradaptasi, ia tetap terikat pada parameter yang ditetapkan oleh pembuatnya.
Dengan kata lain, kebebasan AI terkoding. AI tidak memiliki kebebasan radikal seperti manusia. AI tidak dapat mempertanyakan tujuan eksistensinya atau memberontak terhadap kode yang mengikatnya.
Namun, perkembangan AI generative seperti GPT-3 dan DALL-E 2 menantang pandangan ini. AI generative mampu menghasilkan konten original dan kreatif, seolah-olah memiliki kehendak sendiri. Apakah ini menandakan munculnya kebebasan sejati pada AI?
Tanggung Jawab di Dunia yang Berbagi
Tanggung jawab adalah konsekuensi tak terelakkan dari kebebasan. Kita bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kita dan dampaknya pada diri sendiri dan orang lain. Dalam era AI, pertanyaan tentang tanggung jawab menjadi semakin kompleks.
Siapa yang bertanggung jawab atas tindakan AI? Apakah developer yang menciptakannya? Apakah user yang menggunakannya? Atau apakah AI itu sendiri yang harus mempertanggungjawabkan tindakannya?
Pertanyaan ini menjadi krusial dalam konteks AI yang digunakan dalam pengambilan keputusan high stakes, seperti mobil self-driving dan diagnosis medis. Jika AI membuat kesalahan, siapa yang harus disalahkan?
Selain itu, AI juga dapat mempengaruhi perilaku manusia. Algoritma media sosial, misalnya, dapat memperkuat bias dan menciptakan filter bubble yang membatasi akses kita pada informasi yang beragam. Siapa yang bertanggung jawab atas dampak sosial AI?