Mohon tunggu...
Anggia Kia Karisa
Anggia Kia Karisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang, prodi Ilmu Komunikasi

Hai Kompasianer! 👋 Perkenalkan, saya Anggia Kia Karisa, kerap disapa Anggia atau Kia seorang mahasiswa baru Ilmu Komunikasi semester 1 di Universitas Negeri Malang (UM) yang punya segudang rasa ingin tahu tentang dunia komunikasi, khususnya media digital. Dunia yang serba cepat dan dinamis ini bikin saya tertarik untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Di luar kegiatan perkuliahan, saya suka banget eksplorasi hal-hal baru, mulai dari dunia kuliner lewat hobi memasak, menyelami berbagai genre musik, sampai menuangkan ide dan imajinasi lewat tulisan. Meskipun masih newbie di dunia kepenulisan, saya selalu berusaha untuk terus belajar dan mengasah kemampuan menulis saya. Bicara soal kepribadian, teman-teman sering bilang saya orangnya supel, mudah bergaul, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Saya juga senang berdiskusi dan bertukar pikiran, apalagi tentang isu-isu terkini seputar komunikasi dan media. Semoga dengan bergabung di Kompasiana, saya bisa belajar banyak dari Kompasianer senior, berbagi pengalaman dan wawasan, serta berkontribusi aktif di platform ini. Salam kenal semuanya! 😊

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Robot Menjadi Manusia, Eksistensi dan Otentitas di Era AI

16 Oktober 2024   20:35 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:41 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah AI dapat mencapai tingkat kesadaran seperti manusia? Beberapa ahli AI optimistis sementara yang lain skeptis. Salah satu tantangan utama adalah hard problem of consciousness (masalah sulit kesadaran), yaitu bagaimana menjelaskan munculnya pengalaman subjektif dari proses fisik di otak.

Kebebasan yang Terkoding

Eksistensialisme menekankan kebebasan sebagai eksistensi manusia. Jean-Paul Sartre menyatakan bahwa "manusia dikutuk untuk bebas." Kita memilih siapa kita dan bagaimana kita hidup. Kebebasan ini membawa tanggung jawab, karena kita bertanggung jawab penuh atas pilihan kita.

Bagaimana dengan AI? Apakah AI memiliki kebebasan? AI beroperasi berdasarkan algoritma dan data yang diberikan kepadanya. Meskipun AI dapat belajar dan beradaptasi, ia tetap terikat pada parameter yang ditetapkan oleh pembuatnya.

Dengan kata lain, kebebasan AI terkoding. AI tidak memiliki kebebasan radikal seperti manusia. AI tidak dapat mempertanyakan tujuan eksistensinya atau memberontak terhadap kode yang mengikatnya.

Namun, perkembangan AI generative seperti GPT-3 dan DALL-E 2 menantang pandangan ini. AI generative mampu menghasilkan konten original dan kreatif, seolah-olah memiliki kehendak sendiri. Apakah ini menandakan munculnya kebebasan sejati pada AI?

Tanggung Jawab di Dunia yang Berbagi

Tanggung jawab adalah konsekuensi tak terelakkan dari kebebasan. Kita bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kita dan dampaknya pada diri sendiri dan orang lain. Dalam era AI, pertanyaan tentang tanggung jawab menjadi semakin kompleks.

Siapa yang bertanggung jawab atas tindakan AI? Apakah developer yang menciptakannya? Apakah user yang menggunakannya? Atau apakah AI itu sendiri yang harus mempertanggungjawabkan tindakannya?

Pertanyaan ini menjadi krusial dalam konteks AI yang digunakan dalam pengambilan keputusan high stakes, seperti mobil self-driving dan diagnosis medis. Jika AI membuat kesalahan, siapa yang harus disalahkan?

Selain itu, AI juga dapat mempengaruhi perilaku manusia. Algoritma media sosial, misalnya, dapat memperkuat bias dan menciptakan filter bubble yang membatasi akses kita pada informasi yang beragam. Siapa yang bertanggung jawab atas dampak sosial AI?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun