Mohon tunggu...
048_B_SHINDY PUSPITA
048_B_SHINDY PUSPITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Hallo aku shindy! hoby aku makeup dan cita" aku makeup artist!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas! Penyebaran Covid-19 di Awal 2023

2 Desember 2022   04:56 Diperbarui: 2 Desember 2022   04:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

COVID-19 di Tanah Air

Kondisi pandemi COVID-19 di Tanah Air saat ini cenderung terkendali. Namun, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan test COVID-19 sebenarnya akan dilakukan pada awal 2023, setelah libur Natal dan Tahun Baru. 

Meski peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia dari Juli hingga Agustus 2022 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, namun jumlah kasus biasanya meningkat setelah libur Natal dan Tahun Baru.

"Ujiannya nanti akan kita lihat di awal tahun depan karena beberapa varian baru seperti BA.2.7.5 sudah terjadi di India," ujar Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan pada Capaian Kinerja Pemerintah tahun 2022 yang disampaikan secara virtual, Jumat (21/10/2022) di Jakarta.

Hal ini disampaikan Menkes terkait kemunculan varian COVID-19 terbaru seperti BA.2.7.5 yang sudah hadir di India. Kemudian subvarian Omicron XBB muncul di Singapura, meningkatkan jumlah kasus COVID-19 dari ratusan menjadi 6.000 per hari. Kini XBB berekspansi ke Indonesia, di mana situasi COVID-19 masih terkendali. 

Budi mengatakan akan terus memantau mengenai perkembangan kasus di Tanah Air. Melansir laman resmi Kemenkes, Indonesia harus tetap waspada karena kasus yang meningkat di negara tetangga, seperti: Singapura.

Peningkatan kasus COVID-19 di Singapura yang sebelumnya hanya beberapa ratus kasus saja, namun kini meningkat menjadi 6.000 kasus per hari, sedangkan peningkatan kasus di Indonesia hanya 2.000 kasus per hari. Dari Juli hingga Agustus 2022, hampir seluruh dunia mengalami pertumbuhan tinggi dengan varian Omicron B4 dan B5. 

Di sisi lain, Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara dengan kenaikan yang sangat kecil bulan ini dan masih dalam batas normal, termasuk India dan China. Hal ini tidak lepas dari strategi Indonesia yang relatif baik dalam menghadapi pandemi.

"Mudah-mudahan nanti di Januari- Februari 2023 kita bisa mencegah kenaikan kasus dengan baik seperti di bulan Juli -- Agustus tahun ini. Sehingga Indonesia akan menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami adanya lonjakan kasus. Jadi dapat diartikan memang Indonesia sudah berhasil menangani pandemi dengan recovery yang lebih baik. Terutama di bulan Juli hingga Agustus ini masih ada tantangan karena COVID-19 varian baru masih akan tumbuh." ucap Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan.

Genjot Imunisasi dan Tetap Jalankan Protokol Kesehatan

Menurut Budi, Indonesia beruntung dikarenakan vaksinasi di Indonesia sangat baik. Sekarang sudah 440 juta dosis disuntikkan ke lebih dari 204 juta populasi Warga Negara Indonesia (WNI), sehingga imunitas masyarakat Indonesia termasuk dalam golongan baik. Apalagi, protokol kesehatan Indonesia juga relatif konservatif dan lebih inovatif. 

Selama ini masyarakat masih terbiasa menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer secara berkala. Akan tetapi negara lain sudah begitu percaya diri melepasnya sehingga kenaikannya sangat tinggi, seperti negara: Singapura. 

Untuk menyiapkan tahun depan Indonesia bisa tetap mengendalikan COVID-19, Menteri Kesehatan Indonesia mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan tetap sehat. 

Protokol kesehatan dibuat oleh pemerintah untuk terus dipatuhi masyarakat dan bagi yang belum vaksin dosis ketiga segera untuk mendapatkan vaksin booster di puskesmas atau rumah sakit terdekat. 

Terlebih, sekarang terdapat aplikasi Peduli Lindungi yaitu aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).

Kehadiran COVID-19 Varian XBB di Indonesia

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Indonesia juga menginformasikan bahwa sub-varian Omicron XBB sudah termasuk di Indonesia. Varian XBB menyebabkan peningkatan tajam kasus COVID-19 di Singapura, disertai dengan tren peningkatan rawat inap di rumah sakit. Kasus pertama XBB di Indonesia adalah infeksi lokal yang terdeteksi pada seorang wanita berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril. "Saya mengalami gejala seperti: batuk, pilek, dan demam. Saya kemudian di test dan dinyatakan positif COVID-19 pada 26 September. Setelah di isolasi, saya dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022," jelas Syahril.

Menyusul temuan dan data tersebut, Kementerian Kesehatan mempercepat upaya agresifnya dengan menguji dan melacak 10 kontak dekat dari pasien. Akibatnya, semua kontak terdekat dinyatakan negatif untuk varian XBB dari COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun