Selama ini masyarakat masih terbiasa menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menggunakan hand sanitizer secara berkala. Akan tetapi negara lain sudah begitu percaya diri melepasnya sehingga kenaikannya sangat tinggi, seperti negara: Singapura.Â
Untuk menyiapkan tahun depan Indonesia bisa tetap mengendalikan COVID-19, Menteri Kesehatan Indonesia mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan tetap sehat.Â
Protokol kesehatan dibuat oleh pemerintah untuk terus dipatuhi masyarakat dan bagi yang belum vaksin dosis ketiga segera untuk mendapatkan vaksin booster di puskesmas atau rumah sakit terdekat.Â
Terlebih, sekarang terdapat aplikasi Peduli Lindungi yaitu aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
Kehadiran COVID-19 Varian XBB di Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Indonesia juga menginformasikan bahwa sub-varian Omicron XBB sudah termasuk di Indonesia. Varian XBB menyebabkan peningkatan tajam kasus COVID-19 di Singapura, disertai dengan tren peningkatan rawat inap di rumah sakit. Kasus pertama XBB di Indonesia adalah infeksi lokal yang terdeteksi pada seorang wanita berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril. "Saya mengalami gejala seperti: batuk, pilek, dan demam. Saya kemudian di test dan dinyatakan positif COVID-19 pada 26 September. Setelah di isolasi, saya dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022," jelas Syahril.
Menyusul temuan dan data tersebut, Kementerian Kesehatan mempercepat upaya agresifnya dengan menguji dan melacak 10 kontak dekat dari pasien. Akibatnya, semua kontak terdekat dinyatakan negatif untuk varian XBB dari COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H