Dalam sistem kognisi, belajar memiliki tujuan untuk membentuk persepsi serta menentukan sikap mereka terhadap suatu objek maupun kejadian. Belajar diawali dengan perolehan informasi dari lingkungan melalui alat indra kita. Lalu informasi tersebut diterima dan diinterpretasikan oleh otak. Nah, setelahnya otak dapat memilah informasi mana yang penting dan layak untuk diproses lebih lanjut. Dalam hal ini apabila dalam pembelajaran anak merasa cukup memahami maka akan lebih mudah anak untuk dapat mengingat segala materi pembelajaran.
Dalam memahami bahasa yang diajarkan, anak pun perlu melewati beberapa proses. Yang pertama, anak perlu memahami serta mengerti arti dari bahasa yang diucapkan orang tuanya. Selanjutnya, anak perlu berlatih untuk mengucap kata perkata sesuai yang diajarkan, lalu seiring berjalannya waktu kalimat itu akan runtut dan terstruktur dengan sendirinya.
Kualitas komunikasi antara orang tua dengan anaknya memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Lalu manakah diantara sekian parenting yang ada yang dapat mendukung proses belajar dan mengingat itu?
I.Parenting yang Demokratis (Authoritative)
Pada tipe parenting ini orang tua memberikan dukungan emosional, mengarahkan, dan memberikan batasan yang jelas dengan komunikasi terbuka. Sehingga anak cenderung merasa lebih percaya diri, termotivasi, dan mampu berekspresi dengan kata-kata yang baik. Hal ini mendukung perkembangan memori jangka panjang karena anak merasa nyaman mengeksplorasi dan menyerap informasi.
II.Parenting yang Otoriter (Authoritarian)
Pada tipe parenting ini orang tua bersikap lebih tegas, fokus pada kepatuhan, dan cenderung kurang mendengarkan kebutuhan emosional anak. Hal ini mempengaruhi perasaan anak yang merasa ditekan dan sulit percaya diri dalam belajar. Meskipun mereka mungkin belajar untuk mematuhi aturan, mereka cenderung kurang mengembangkan motivasi intrinsik untuk belajar dan kesulitan untuk berkomunikasi. Sehingga Anak mungkin mengembangkan kecemasan yang dapat menghambat kemampuan memori.
III.Parenting yang Memanjakan (Permissive)
Pada tipe parenting ini orang tua sangat mendukung, tetapi tidak memberikan banyak batasan atau aturan. Pengaruhnya anak mungkin kurang terbiasa dengan disiplin atau rutinitas yang membantu dalam belajar. Mereka kesulitan dalam mengelola waktu atau menyelesaikan tugas dan akan berbahasa dengan gaya yang kurang terstruktur. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap memori anak karena kurangnya pembiasaan.
IV.Parenting yang Tidak Peduli (Neglectful)
Pada tipe parenting ini orang tua kurang terlibat secara emosional atau fisik dalam kehidupan anak. Anak mungkin merasa diabaikan, yang akhirnya menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk pembelajaran.Â