Mohon tunggu...
Mulia. S
Mulia. S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger // Writer

Membaca buku, menulis, atau mengeksplorasi bidang-bidang yang menarik seperti seni, sastra, atau ilmu pengetahuan adalah hal-hal yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Pelukan Ibu

27 Juni 2024   20:40 Diperbarui: 27 Juni 2024   20:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay

Dalam diam senyummu, ada ribuan cerita,

Tak terucap namun terasa, dalam hati yang terjaga,

Bersama waktu yang berlari, tanpa kenal lelah,

Kau hadir, bagaikan sinar mentari di ufuk pagi.

Ibu, pelindung dalam gelap malam,

Yang tak kenal lelah, meski letih menyapa,

Pelukmu, rumah terhangat, dalam dingin dunia,

Jiwamu, kekuatan tanpa batas, tak tergoyahkan.

Air matamu, tak terhitung sudah,

Mengalir sunyi, menembus batas jiwa,

Setiap tetesnya, doa-doa penuh cinta,

Mengantar kami, mengarungi samudra hidup.

Tak ada harta, tak ada rupa,

Yang mampu membayar jasa, melebihi segalanya,

Karena kasihmu, lebih dalam dari samudra,

Lebih tinggi dari langit, tak terjangkau.

Dalam tiap napasmu, ada pengorbanan abadi,

Tanpa meminta, tanpa mengeluh,

Hanya cinta yang tulus, murni dan suci,

Menjadi kekuatan, dalam langkah kami.

Ibu, engkau adalah pahlawan tak bernama,

Yang menyinari jalan, tanpa pamrih,

Hidupmu adalah anugerah, dalam setiap detik,

Cinta dan jasamu, abadi, tak tergantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun