Apa itu Teknologi Bioflok? Â Â
Biofloc Technology (BFT) atau teknologi bioflok pada saat ini merupakan salah satu sistem budidaya perikanan yang paling inovatif. Â Teknologi bioflok adalah teknik untuk meningkatkan kualitas air melalui penambahan karbon ekstra ke kolam, melalui sumber karbon eksternal atau peningkatan kandungan karbon dari pakan.Â
Menurut  Avnimelech  (2009)  pergantian  air  pada  sistem  ini  dapat dilakukan secara terbatas atau bahkan tanpa pergantian air. Teknologi Biofloc ini dikembangkan pertama kali pada Tahun 1970-an. Tujuannya adalah untuk menjadi solusi dari permasalahan biosekuritas dan aspek nutrisi.Â
Dengan banyaknya penelitian dan kegiatan riset oleh para peneliti menjadikan Teknologi bioflok ini terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Â Kelebihan dari Teknologi bioflok ini adalah diantaranya memelihara atau berbudidaya ikan dengan kebutuhan air dan lahan yang minimal bahkan terkadang tanpa mengganti air dan tingkat efisiensi pakan yang tinggi (Avnimelech, 2012).
Keistimewaan Teknologi bioflok Untuk Budidaya Ikan Lele
Salah satu budidaya perairan yang paling cocok menggunakan teknologi bioflok ini adalah budidaya ikan lele. Meskipun lele termasuk dalam golongan ikan yang tahan terhadap segala jenis air, pembudidayaan yang dilakukan tanpa perlakukan khusus sudah dapat dipastikan tidak akan memberikan hasil maksimal. Untuk itu, segala cara dilakukan demi peningkatan produksi.Â
Maka dari itu Budidaya lele sangat cocok untuk menggunakan sistem teknologi bioflok ini. Teknologi bioflok ini sangat efektif dan mampu mendongkrak produktivitas dalam budidaya ikan itu sendiri. Ini dikarenakan dalam kolam yang sempit dapat diproduksi lele yang lebih banyak. Dengan begitu, biaya produksi berkurang dan waktu yang diperlukan relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan budi daya secara konvensional.Â
Budidaya dengan menggunakan sistem teknologi bioflok ini dapat diterapkan di lahan yang sempit dan terbatas, budidaya dengan sistem ini juga memakan waktu yang relative singkat. Para pembudidaya yang menggunakan sistem teknologi bioflok ini cenderung mengeluarkan modal yang lebih murah disbanding budidaya dengan sistem konvensional, dikarenakan dengan sistem ini pembudidaya lebih menghemat air dan pakan untuk ikan.
Langkah Langkah dalam budidaya ikan lele menggunakan teknologi bioflok
1. Pembuatan Kolam
Untuk membuat kola mini kita bisa menyiapkan kolam dengan ukuran sekitar 2-3 meter, tergantung kebutuhan. Dan kita bisa menyiapkan payung atau atap agar sinar matahari dan hujan tidak langsung masuk karena matahari dan air hujan yang masuk secara langsung dapat mempengaruhi kualitas air dan merusak dari segi PH dan mikroorganisme yang hidup di dalam kolam.Â
Untuk Kolam kita bisa menggunakan terpal dengan rangkanya menggunakan bambu atau besi. Ukuran ideal kolam budidaya ikan lele adalah 1 Â untuk 1000 ekor ikan lele. Lain halnya dengan sistem budidaya konvesional yang hanya mampu menampung 100 ekor dalam 1.
2. Persiapan Air
  Langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan air. Pada hari pertama hingga hari ketiga, isilah kolam dengan air setinggi 80-100 cm dan lalu masukkan  probiotik, prebiotic, dan tambahkan dolomite sebanyak 150-200 gr/. Setelahnya diamkan air selama 7-10 hari agar mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik.
3. Penebaran Benih Ikan Lele
  Setelah air sudah disiapkan, selanjutnya masukkan benih ikan lele yang bagus dan sehat pada kolam. Setelah benih yang berkualitas tersebar dengan baik keesokan harinya barulah tambahkan probiotik lagi 5 ml/m3.
4. Pemeliharaan
  Pemeliharaan kolam dengan sistem teknologi bioflok tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan kolam dengan sistem konvesional. Kegiatan pemeliharaan kolam dapat dilakukan dengan cara sortasi benih dan pemberian pakan yang berkualitas.
a. Sortasi Benih
- Proses sortasi benih ikan lele dikolam adalah selama 1-2 minggu. Kemungkinan dalam kurun waktu itu akan ada benih ikan lele yang stress dan mati. Jika dibiarkan, benih ikan lele yang mati akan membusuk dan bau. Hal itu dapat menyebabkan kolam menjadi tercemar. Maka dari itu, benih ikan lele yang mati harus segera diangkat.
b. Pemberian Pakan
- Pakan merupakan komponen terpenting dalam memaksimalkan hasil produksi budidaya ikan pada umumnya,ketersedian pakan berkualitas dapat mendongkrak peningkatan produksi budidaya,pakan dapat diberikan setiap 2 x sehari pagi dan sore,sebanyak 500-700 gram/hari selama 2,5-3 bulan lamanya,disesuaikan dengan jumlah benih yang ditebar.
5. Panen
Panen lele dengan menggunakan sistem teknologi bioflok umumnya memasuki umur 2,5 sampai 3 bulan. Â Untuk harga jual Ikan lele sendiri itu sesuai dengan rotasi harga dilapangan. Hal ini bertujuan untuk menjaga harga jual.Â
Dalam pemasaran umumnya 1 kg berisi 8-10 ekor ikan lele. Sehari sebelum panen, baiknya lele tidak diberi makan. Ini bertujuan agar ketika panen, lele tidak membuang kotoran ataupun memuntahkan pakan pada saat pengiriman.Â
Setelah panen, langkah selanjutnya adalah membersihkan kolam yang telah dipanen tersebut. Bersihkan flok-flok yang mengumpul disela-sela media kolam sampai bersih dengan menggunakan sabun. Biarkan selama sehari sampai air benarbenar habis mengering, baru kemudian bisa kembali mengisi dengan air sisa panen maupun menggunakan air bersih. Â
Bisa kita lihat dari langkah-langkah diatas, budidaya ikan lele dengan menggunakan sistem teknologi bioflok memberikan manfaat yang sangat besar bagi pembudidaya karna dalam menyiapkan dan memeliharanya dengan kebutuhan air dan lahan yang minimal bahkan terkadang tanpa mengganti air dan pakannya pun relatif lebih hemat.
DAFTAR PUSTAKA
Avnimelech, Y. 2009. Biofloc Technology - A Practical guide book . The World Aquaculture Society. Lousiana. 182 hal
Rusherlistyani, Dwi, S., dan Sucahyo, H. 2017. Budidaya Lele dengan Sistem Kolam Bioflok. LPPM UPN VY. Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H